RADAR NONSTOP- Area terpapar radioaktif di Komplek Perumahan Batan Indah, Setu, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dinilai tidak membahayakan kesehatan.
Menurut peneliti Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Mukhlis Ahadi menyampaikan, keberadaan limbah sebagai sumber radiasi di Perumahan Batan Indah dinilai sangat rendah dan tidak membahayakan kesehatan.
Pasalnya, radiasi yang terpantau Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) dari sumber tersebut hanya 0,3 microsivet. Angka itu lebih tinggi 0, 5 mikrosivet dari batas normal radiasi alam yakni 0, 25 microsivet.
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
19,9 Ribu Ibu Hamil Kurang Energi, Sri Mulyani Sebut Anggaran Kesehatan Rp187,5 T
"Ambang batas radiasi dilingkungan itu selisihnya ada setengah microsivet, dan yang ada radiasi disitu sebenarnya rendah sekali. Kalau aktivitasnya milikuri sebenarnya tidak masalah bagi kesehatan," terang Muklis saat dijumpai Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), Sabtu (15/2/2020).
Dengan begitu, Muhklis menjelaskan, kenaikan radiasi diatas batas normal alam muncul lantaran ketika Bapeten melakukan uji fungsi alat monitornya saat mengelilingi komplek Perumahan Batan Indah.
"Kebetulan ketahuan BAPETEN saat melakukan uji fungsi alat monitornya ketika melakukan pengecekan muter-muter di wilayah sini. Setelah melakukan uji fungsi kok mengapa radiasi disini agak naik dibandingkan lingkungannya," katanya.
Disisi lain yang menjadi pertanyaan Muhklis mengapa keberadaan limbah yang menjadi sumber radiasi tiba-tiba ada dilokasi yang kini tengah ramai diperbincangkan masyarakat.
Limbah-limbah itu, kata Muhklis, sebenarnya keberadaannya tidak ada disitu (lokasi paparan radiasi, red). Dengan keberadaan limbah itu, kemungkinan ada yang membuang limbah tersebut hingga menjadi sumber radiasi.
Muklis menerangkan, yang menjadi persoalan tersebut sebenarnya bukan paparan radiasinya melainkan keberadaan limbah itu yang disebut kini menjadi ilegal.
"Kalau secara kesehatan tidak ada efeknya, tapi secara legalnya secara hukumnya kok kenapa sumbernya ada disitu. Harusnya sumber itu ga ada disitu, dan nanti pasti ketahuan siapa yang membuang limbah itu karena di Bapeten kan ada datanya," ungkap Muhklis Ahadi saat berbincang dengan Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group).