RADAR NONSTOP - Warga Jabodetabek masih dihantui banjir. Sebab, beberapa hari ke depan, curah hujan dan petir akan terjadi.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut prakiraan cuaca di sejumlah daerah. Dari update prakiraan cuaca BMKG, sejumlah daerah berpotensi diguyur hujan dengan intensitas lebat yang dapat disertai kilat/petir.
Prakiraan cuaca ini berlaku 25 Februari 2020 pukul 07.00 wib sampai 26 Februari 2020 pukul 07.00 WIB. Pernyataan BMKG ini diungkapkan Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary Tirto Djatmiko, melalui siara pers pada Selasa (25/2/2020).
BERITA TERKAIT :Meski Diguyur Hujan, Dukcapil Penjaringan Tetap Gelar Pelayanan di Pos RW 17
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Hary Tirto mengungkapkan, potensi dampak hujan lebat dapat terjadi di sejumlah wilayah Indonesia. Adapun, sejumlah wilayah yang berstatus siaga berdasarkan data BMKG yakni, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, serta Sulawesi Selatan.
Seperti diketahui, beberapa kawasan di Jakarta, Banten dan Bekasi terendam banjir. Luapan air disebabkan curah hujan tinggi sejak Senin (24/2) malam hingga Selasa (25/2).
"Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan, siaga," ujarnya.
Sementara daerah yang berstatus waspada berdasarkan pantauan BMKG yakni, Sumatera Selatan, Bengkulu dan Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Barat.
Berdasarkan data BMKG, potensi hujan lebat diakibatkan sirkulasi siklonik di sekitar Samudera Hindia selatan Lampung yang diprakirakan akan terbentuk pada tanggal 24 hingga 26 Januari 2020, sehingga menyebabkan terbentuknya pola konvergensi serta belokan angin di wilayah Indonesia bagian barat.
Selain itu, kondisi atmosfer Indonesia yang labil menyebabkan massa udara lembab dari lapisan bawah cukup mudah untuk terangkat ke atmosfer. Kedua faktor tersebut menyebabkan peningkatan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Indonesia bagian barat.