Jumat,  29 March 2024

OPINI

Menebak Langkah Bupati Tangerang Usai Kuasai Golkar DKI

NS/RN
Menebak Langkah Bupati Tangerang Usai Kuasai Golkar DKI
Ahmed Zaki Iskandar

RADAR NONSTOP - Ahmed Zaki Iskandar bukan politisi kemarin sore. Dia memiliki hitungan matang dalam setiap langkah politiknya.

Dua periode memimpin Kabupaten Tangerang, Zaki ditakuti lawan-lawan politiknya. Dia dinilai terlalu kuat dan tangguh untuk dilawan.

Kini Zaki memimpin Golkar DKI Jakarta. Apakah Zaki akan menjajal Pilkada Jakarta? Apakah Zaki tak berani bertarung di Banten?

BERITA TERKAIT :
Kasus Bupati Sidoarjo Mandek, ICW Desak KPK Kapan Tahan Gus Muhdlor? 
Ingin Selalu Dekat Masyarakat, Bupati Dico Buka Layanan Aduan di Medsos

Dua pertanyaan itulah yang saat ini menjadi buah bibir bagi kader beringin. Para kader menduga, Zaki masuk Jakarta karena mencari loncatan ke kancah nasional.

Jika Zaki di Banten tentunya berat karena dominasi keluarga Ratu Atut masih tangguh. Artinya, Golkar Banten dikuasai keluarga Ratu Atut.

Apalagi deretan keluarga besar Ratu Atut masih menduduki kursi strategis di Banten. Anak Ratu Atut, Andhika Hazrumy sebagai Wagub Banten, Walikota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany (adik ipar) dan Bupati Serang Tatu Chasanah (adik).

Ada juga belasan keluarga Ratu Atut yang menjadi anggota DPRD tingkat II hingga provinsi serta dibeberapa SKPD. Jika Zaki merebut kursi Golkar di Banten tentunya akan berat dan mustahil.

Keluarga Ratu Atut yang dikenal kompak dan solid pasti akan sulit dikalahkan. Nah, Jakarta adalah pilihan cerdas buat Zaki menjadi orang nomor satu di Cikini.

Walau Golkar hanya punya lima kursi di DPRD DKI tapi Zaki memiliki peluang maju di pilkada. Sejarah mencatat, tidak ada gubernur yang mampu bertahan di ibukota untuk dua periode dalam gelaran pilkada.

Fauzi Bowo pasca menang lawan Adang Daradjatun di 2007 kalah dengan Jokowi-Ahok pada 2012. Begitu juga Ahok yang pasukan medsosnya banyak serta aktif kalah dengan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Belajar Dari Alex Noerdin

Zaki memang piawai. Tapi pemilih Jakarta tentu bukan hal mudah. Sebagai ibukota, Jakarta bukanlah Kabupaten Tangerang yang masalahnya tak kompleks dan rumit.

Dengan jumlah penduduk sekitar 9-10 juta, Jakarta sulit dikendalikan. Berbagai macam suku dan ras ada di Jakarta.

Dari tingkat pendidikan SD hingga S-3 serta banyaknya orang top tinggal di ibukota menambah deretan daya kritis warga dalam melihat kebijakan pemimpinnya.

Di 2012, tokoh senior Golkar yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) ambruk. Ya, Alex Noerdin yang berpasangan dengan Nono Sampono gagal masuk putaran kedua karena hanya mampu mendapatkan suara 202.643 (4,67%) dari daftar pemilih atau DPT 6.962.348 orang.

Jika Zaki punya mimpi menjadi Gubernur DKI Jakarta, dia harus berhitung matang. Apalagi beberapa kepala daerah seperti Walikota Surbaya Risma sudah digadang-gadang PDIP sebagai gubernur.

Ada baiknya sejak dini, Zaki mendekati Risma. Zaki-Risma atau Risma-Zaki dipastikan akan kuat dan bisa menjadi daya tarik warga Jakarta.

Tapi ingat juga, Jakarta bukanlah Kabupaten Tangerang yang suaranya mudah dipetakan. Di Jakarta, modal 10 persen popularitas saja bisa menang.

Sebaliknya modal 50-70 persen bisa ambruk karena pemilih Jakarta lebih kritis dan tak bisa dipengaruhi oleh siapa pun.

 

 

#GolkarDKI   #Bupati   #Cikini   #