RADAR NONSTOP - Restu Wali Kota Jakarta Selatan, Marullah Matali, atas adanya kebijakan sebuah sekolah internasional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan meliburkan siswa dan pegawainya karena khawatir virus corona bertolak belakang dengan himbauan pemerintah agar tidak panik.
Terlebih, restoran Amigos, Kemang, Jakarta Selatan (Jaksel) tempat pertemuan pasien positif corona asal Depok dengan warga negara Jepang juga tetap buka setelah mendapat rekomendasi dari Dinkes dan Depkes.
Pengelola Amigos memutuskan tetap membuka restoran setelah Sudin Kesehatan Jakarta Selatan membersihkan semua ruangan dan menyatakan aman dan tak ada indikasi corona.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Wow, Pemkot Jaksel Anggarkan Rp11 Miliar Buat Beli 50 Unit AC
“Sekarang kita kasih tahu bahwa kita lulus dengan karyawan lulus (pemeriksaan kesehatan). Jadi tolong jangan tutup. So, saya akan langsung bikin statement bahwa kita tidak tutup. Kita buka terus,” ungkap Pemilik Restoran Amigos, Mulles Ron, di Restoran Amigos, Selasa (3/3/2020).
Diketahui, sejak Selasa (3/3/2020) siang, petugas dari Sudin Kesehatan Jakarta Selatan melakukan pengecekan terhadap seluruh karyawan Amigos, juga sterilisasi ruang restoran. Pengecekan dan sterilisasi itu berlangsung sekitar 3 jam.
Hasilnya, para karyawan dinyatakan tak menunjukkan indikasi terpapar corona.
“Akhirnya ada testing dari departemen (Dinas) Kesehatan, katanya enggak ada masalah di sini sampai sekarang, mereka dicek. Cek pertama enggak karyawan sakit. Ya terima kasih, alhamdulilah. Itu bisa lolos begitu,” ujar Mulles.
Lebih spesifik soal pengecekan karyawan, Dokter Yudi selaku tim pemeriksa dari Dinas Kesehatan DKI menerangkan, semua karyawan telah melalui pengecekan dasar, juga dicek melalui metode wawancara.
Tak sampai di situ, para karyawan tersebut juga diambil sampel dahaknya, untuk diuji di Litbangkes Kemenkes, guna memastikan ada tidaknya virus corona.
“Kita melakukan analisa seputar mengenai dia selama dua minggu atau yang kita perkirakan ada kontak, ada gejala corona virus atau tidak, ketika dia nanti mengalami gejala baru nanti kita lakukan penindakan. Setelah melakukan pemeriksaan fisik baru kita ambil tadi contoh spesimen,” tutur Yudi.
“Indikasi fisik yang clear, tapi spesimennya ada corona atau tidak itu laboratorium, dan itu butuh waktu satu minggu,” imbuhnya.
Sayangnya, Wali Kota Jakarta malah memberikan persetujuannya dan membenarkan tindakan sebuah sekolah internasional di Pasar Minggu, Jakarta Selatan untuk meliburkan siswa dan pegawainya karena panik virus corona.
"Mekanismenya sudah benar, terkait dengan tanggap itu," klaim Marullah seperti dikutip dari Antara, Rabu (4/3).
Sekolah tersebut meliburkan siswa dan pegawainya selama 14 hari sejak Selasa kemarin. Namun, Marullah mengaku belum mendapatkan informasi terkait guru yang kabarnya terindikasi Corona di sekolah tersebut.
Namun, ia optimistis jika laporan tersebut diterima, Kementerian Kesehatan akan memberikan prosedur tetap tertentu untuk mencegah penyebarannya. "Kemenkes pasti sudah berikan sejumlah prosedur tetap," katanya.
Terkait tindak lanjut Pemkot Jakarta Selatan mengatasi Corona di wilayahnya, Marullah mengatakan langkah-langkah yang dilakukan tidak jauh dari arahan dan instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Pokoknya apa yang disampaikan gubernur, kami lakukan," kata Marullah.
Sementara itu, Kepala Seksi Kesiswaan dan Sumber Belajar Dinas Pendidikan DKI Jakarta, Momon Sulaeman saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya masih menunggu laporan terkait sekolah yang meliburkan siswanya terkait Corona.
Terkait tindakan sekolah meliburkan siswa selama 14 hari, menurut Momon, adalah inisiatif sekolah karena Dinas Pendidikan tidak mengeluarkan instruksi apa pun.
"Itu inisiatif sekolah sendiri, karena kami tidak pernah mengeluarkan instruksi," kata Momon.
Momon menyebutkan, pihaknya belum mendapat informasi detail terkait guru yang terindikasi Corona tersebut, karena pihak sekolah masih menunggu hasil pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan terhadap guru tersebut.
Selain itu, pihak sekolah tidak bisa dihubungi karena sudah libur. Ia juga mengatakan pembinaan sekolah internasional berada di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bukan dari Dinas Pendidikan sehingga tidak bisa melakukan intervensi.
Sebelumnya, salah seorang team leader security sekolah itu, ketika ditemui di Jakarta, Selasa menyampaikan keputusan pihak sekolah meliburkan kegiatan pendidikan dikarenakan salah satu pengajar diduga terkena virus Corona.
"Sambil menunggu hasilnya tes guru itu negatif atau tidak, selama 14 hari diliburkan," katanya, seperti dikutip dari Antara.
Menurut dia, guru yang dites tersebut telah dibawa ke RSPI Sulianti Saroso di Jakarta Utara untuk diperiksa oleh tim medis. Sebelum menjalani pemeriksaan, guru tersebut sudah tidak masuk sejak Senin (2/3/2020).
Sebelumnya, Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mengatakan dengan menjaga imunitas tetap baik dan melakukan pola hidup bersih dan sehat bisa mencegah tubuh terinfeksi virus termasuk virus Corona alias COVID-19.
"Tetap nomor satu menjaga imunitas tubuh kita juga. Semua kita lakukan, di bandara kami awasi," kata Menkes Terawan dalam konferensi pers di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta, Senin (2/3).
Menkes Terawan juga menuturkan langkah pencegahan lain adalah tidak melakukan pendekatan atau kontak dengan orang yang terindikasi terinfeksi virus COVID-19.