RADAR NONSTOP - Pemprov DKI meluncurkan program integrasi antarmoda bernama 'Jak Lingko' menggantikan OK Otrip.
“Ini sejarah, untuk pertama kalinya angkutan umum yang dikelola pemerintah bersinergi dengan 11 (jenis) angkutan umum mikro yang berjalan di masyarakat,” jelas Anies Baswedan di Balaikota, Senin (8/10/2018).
Anies lantas menjelaskan pengertian kata ‘lingko’ yang berasal dari bahasa di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Menurutnya, lingko menggambarkan pengelolaan pengairan sawah dengan sistem jejaring laba-laba.
BERITA TERKAIT :Relawan Anies Di Kota Bekasi Siap Gembosi Jago PKS, Di Jakarta Kapan Nih?
Pelantikan Prabowo Bakal Dihadiri Ganjar Dan Anies, Tensi Politik Bakal Aman Dan Sejuk
Selanjutnya Anies berjanji, kata lingko akan dimasukkan ke dalam kosa kata Bahasa Indonesia sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Secara sistem, antara Jak Lingko dan Ok Otrip tidak ada perbedaan, hanya perubahan nama dan makna.
Diketahui, program OK Otrip mulai diperkenalkan ketika Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berkampanye dalam Pilkada DKI 2017 yang merupakan program transportasi satu harga untuk satu kali perjalanan.
Program ini pertama kali diuji coba pada 15 Januari 2018 dan sempat diperpanjang hingga empat kali sampai akhirnya ditetapkan dan ditandai dengan penandatanganan MoU antara Trans Jakarta dan operator angkutan kecil.
"Saya harap perubahan nama Ok Otrip menjadi Jak Lingko dapat mewakili gambaran kegiatan transportasi massal di Jakarta dalam satu payung yang sama dan terintegrasi dalam satu sistem," kata Anies.
Bahkan ke depannya, lanjut Anies, bukan hanya angkutan kecil dan bus Transjakarta yang terintegrasi namun juga mass rapid transit (MRT) hingga light rail transit (LRT).
Tarif yang akan dikenakan rencananya sebesar Rp 5.000 minimal namun masih dikaji, begitu juga dengan rute Jak Lingko