Sabtu,  18 May 2024

Dinkes Klaim Rutin Pantau Jentik Nyamuk, Kok Masih Ada Warga Menderita Demam Berdarah?

Doni
Dinkes Klaim Rutin Pantau Jentik Nyamuk, Kok Masih Ada Warga Menderita Demam Berdarah?
Wakil Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie bersama Dinkes Tangsel saat kunjungi pasien di RSU Tangsel.

RADAR NONSTOP- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menyebut curah hujan tinggi salah satu akibat meningkatnya penyakit demam berdarah dengue (DBD) menyerang warga Tangsel, Selasa (10/3/2020).

Bahkan dalam persoalan meningkatnya penyakit demam berdarah, Dinkes Tangsel mengklaim pihaknya secara rutin seminggu sekali melakukan pantauan jentik nyamuk. Namun justru penderita DBD di Tangsel mengalami peningkatan.

Informasi yang diperoleh Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) menyampaikan, penderita DBD di Tangsel sejak awal Januari 2020 mengalami peningkatan. Bahkan, sejak awal itu terdapat dua warga Tangsel meninggal akibat DBD.

BERITA TERKAIT :
Dinkes Kota Bekasi Imbau Masyarakat Melakukan Pencegahan DBD Dengan PSN 4M Plus
Cara Efektif Berjuang Untuk Rakyat, JARI’98 Gelar Fogging di Tangsel

Pemkot Tangsel sendiri telah mencatat terdapat 87 penderita DBD sejak Januari hingga Maret dirawat di rumah sakit umum (RSU) Tangsel. Namun dari jumlah tersebut penderita DBD tidak semuanya warga Tangsel.

Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Tangsel, Deden Deni mengatakan, untuk mencegah penyakit DBD pihaknya telah menyiapkan juru pemantau jentik nyamuk (Jumantik) guna  memantau disetiap rukun warga (RW). 

"Masing-masing RW ada satu Jumantik untuk mantau jentik dirumah, biasanya kalau untuk indikatornya itukan kita saling survey tanpa pemberitahuan. Kita grebek jumantik, kita cek sampel kerumah warga, sejauh mana sih tingkat bebas jentiknya satu kelurahan tersebut. Itu yang rutin kita lakukan,"terang Deden Deni.

Meski begitu, untuk melakukan pencegahan DBD, Dinkes Tangsel pun mengaku memiliki sedikitnya 29 alat pengasapan (foging) guna membasmi nyamuk. 

Namun, Dinkes sendiri tak ingin foging dilakukan dengan swadaya. Alasannya dikhawatirkan salah takaran obat kimia saat melakukan pengasapan.

"Justru jangan swadaya, harus diawasi pengawas kesehatan takutnya salah takar bahaya juga. Alat fogging di tiap puskesmas ada, di dinas juga ada. Puskesmas ada 29, masing-masing punya foging," katanya.

Informasi yang diperoleh, pada periode Januari 2020 terdapat 29 penderita DBD. Jumlah itu diantaranya 11 warga Kecamatan Ciputat, 7 warga di Kecamatan Pamulang.

Sisanya tersebar di kecamatan lain seperti Kecamatan Setu, Ciputat Timur, Pondok Aren, Serpong, Serpong Utara, masing-masing ada penderita DBD mencapai satu hingga tiga penderita.

Bulan Februari penderita DBD mencapai 41 jiwa dan Kecamatan Pamulang memiliki rekor terbanyak. Penderita DBD di Pamulang mencapai 17 jiwa, di Kecamatan Ciputat mencapai 9 jiwa, dan sisanya tersebar di kecamatan lain.

Pada Bulan Maret penderita DBD mencapai 17 jiwa. Dari jumlah itu terdapat 5 warga di Kecamatan Pamulang, 4 warga di Serpong dan sisanya tersebar di kecamatan lain.

#Tangsel   #DBD   #Dinkes