Jumat,  22 November 2024

Badai Dan Pilihan

RN
Badai Dan Pilihan

Oleh: Ketua Pimpinan PPM, Syahrul Hasan

Kerap kali kita mendengar bahwa seorang nahkoda yang hebat tidak lahir dari lautan yang tenang melainkan adalah dia yang mampu melewati badai dengan selamat.

Badai bagi para pelaut adalah mimpi buruk yang harus dihindari, tetapi jika sudah dihadapkan pada situasi tersebut, maka seorang nahkoda tidak akan memutar balik kapalnya melainkan dia akan mengerahkan segenap kemampuan yang dimilikinya untuk melewati badai itu dengan selamat. 

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus

Begitupun kita sebagai manusia, tidak ada satupun dimuka bumi ini yang dapat menghidari badai cobaan, baik itu skala kecil, sedang maupun besar. Tetapi skala itu mempunyai parameter yang berbeda-beda bagi setiap individu. Bagi yang arif dan bijak,  mereka menafsirkan badai cobaan yang menghampirinya sebagai sarana ujian untuk lebih mendekatnya diri kepada Sang Pencipta Allah Azza Wajalla. Tetapi bagi sebagian yang lain, badai cobaan adalah azab. Kita tinggal memilih, kita ada di bagian yang mana.

Sejatinya, menghadapi situasi dan kondisi apapun yang ada dihadapan kita adalah soal pilihan, karena Life is a choice (hidup adalah suatu pilihan). Nelson Mandela pernah berujar, “May your choices reflect your hope, not your fears” (semoga pilihan-pilihan mu mencerminkan harapan mu, bukan berbagai rasa takutmu).

Dunia kita saat ini mengalami badai cobaan, Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Dari banyak informasi yang kita dapatkan virus corona bukanlah virus baru yang tiba-tiba muncul di muka bumi ini, melainkan sudah ada bahkan dari 200 SM. Covid-19 yang mewabah di kota Wuhan, RRT, pada akhir 2019 lalu setelah ditetapkan menjadi pandemi global oleh World Health Organization (WHO) atau organisasi kesehatan dunia, sehingga semua aspek penanganannya pun harus sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan WHO. 

Virus yang medium penularannya kepada sesama manusia bisa dengan berbagai cara, akhirnya sampai juga ke bumi pertiwi. Ratusan nyawa pun hilang, bahkan diantaranya adalah para dokter dan tenaga medis yang tengah merawat para pasien Covid-19. Duka menyertai anak bangsa.

Lalu, pilihan apa yang akan dilakukan dalam menghadapi badai cobaan ini? Lagi-lagi para pemimpin negeri pun diuji. Resesi Ekonomi global dan Covid-19 seakan berjalan beriringan bagai kawan lama yang sedang bercengkrama.

Para pemimpin dunia punya cara, sikap, dan pilihan yang berbeda-beda dalam menghadapi pandemi ini. Perbedaan pilihan penanganan ini dikarenakan setiap negara dan kota, memiliki karekteristik, budaya, sosial, ekonomi yang tidaklah sama, sehingga jika kita membandingkan dengan dengan mereka, rasanya tidaklah apple to apple. 

Jakarta, ibukota dengan sejuta harapan, mendadak kembali menjadi sorotan. Sebagai epicentrum penyebaran Covid-19, Gubernur Anies Baswedan kembali diuji kebijakan dan leadershipnya setelah awal Januari tahun 2020 Jakarta mengalami musibah banjir lima tahunan.

Mengutip perkataan Prof. Rhenald Kasali, Guru Besar FE UI, beliau berucap, “Kemampuan mengambil pilihan dan keputusan, adalah cermin kemampuan mengelola mental”, dan dalam kondisi pandemi seperti saat inilah kita bisa memotret cerminan mental para pemangku kebijakan.

Anies Baswedan sadar betul bahwa langkahnya pada awal-awal penanganan pencegahan penyebaran Covid-19 akan menuai sorotan, karena apapun yang dilakukan Gubernur Ibukota memiliki efek resonansi dari Sabang sampai Merauke.

Seperti  kebijakan-kebijakan sebelumnya, Anies selalu membuat keputusan yang sistematis dan terukur. Gagasan, narasari dan implementasi selalu dihitung dengan presisi. Hal tersebut wajar karena background Pendidikan dan juga sebagai akademisi, maka putusan yang diambil sangatlah hati-hati. 

Dengan menginstruksikan kegiatan belajar mengajar harus dilakukan di rumah, pembatasan kendaraan massal, lalu para pekerja baik itu ASN maupun Swasta untuk menyeleggarakan Work From Home (WFH), akan berdampak pada persoalan ekonomi, tapi bagi Anies Baswedan ini adalah pilihan. 

Begitupun dalam memberikan fasilitas akomodasi dan kenyamanan bagi para dokter dan tenaga medis untuk dapat tinggal sementara di Hotel yang di miliki oleh BUMD dari Pemprov DKI Jakarta. Kebijakan, langkah dan pilihan Anies selalu menuai pujian walaupun kritik juga selalu datang. Dari kondisi ini, kita patut garisbawahi, bahwa langkah Anies Baswedan adalah langkah memanusiakan manusia. 

Bagi Anies, menjaga warganya agar tidak tertular Covid-19 adalah prioritas utama karena nyawa taruhannya. Nyawa tidak mungkin bisa diganti, tapi bisnis dan ekonomi dapat dipulihkan kembali. Itulah pilihan yang di ambil dalam melewati badai cobaan pendemi Covid-19 seorang Anies Baswedan.

Dalam Al-Quran, Surat Al-Insyirah, ayat 5-6, Allah Azza wajalla berfirman yang artinya “Karena sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan. Setelah kesulitan itu ada kemudahan”. Didalam surat yang lain, yaitu Surat Ath-Tholaq ayat 7, Allah Azza wajalla mengatakan “Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesulitan”

Inilah prinsip dasar yang harus dipegang seorang muslim, khususnya kepada para pemimpin, karena janji Sang Pencipta Allahu Rabbul ‘alamiin bahwa setiap badai pasti akan berlalu.