Sabtu,  23 November 2024

Hari Ke Dua PSBB, Pemkot Tangsel Buka Peluang Pelanggaran Di Jalur Pondok Cabe - Lebak Bulus

Doni
Hari Ke Dua PSBB, Pemkot Tangsel Buka Peluang Pelanggaran Di Jalur Pondok Cabe - Lebak Bulus
Jalur Pondok Cabe - Lebak Bulus, Cirendeu, Tangerang Selatan, masih didominasi pelanggar PSBB.

RADAR NONSTOP - Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah memasuki hari ke dua.

Dalam pelaksanan hari kedua PSBB itu, Pemkot Tangsel masih membiarkan jalur Pondok Cabe - Lebak Bulus tanpa pos check point dan petugas jaga, Minggu (19/4/2020).

Dengan begitu, semakin banyak pelanggar PSBB dari arah Jakarta menghindari pos check point di Posko Damkar Cirendeu Jalan H. Juanda, Ciputat, Tangsel.

BERITA TERKAIT :
DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
Wow, Pemkot Jaksel Anggarkan Rp11 Miliar Buat Beli 50 Unit AC

Pelanggar PSBB lebih mendominasi memilih jalur Pondok Cabe - Lebak Bulus untuk tujuan dari Jakarta ke Tangsel, Depok, maupun ke Bogor. Pasalnya, jalur tersebut lebih aman, sebab tidak ada petugas yang melakukan pemeriksaan pelanggaran PSBB.

Pantauan Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group), banyak pelanggar seperti dalam angkutan umum jalur Lebak Bulus - Parung (Bogor) masih membawa penumpang melebihi 50 persen. Bahkan, banyak pelanggar roda dua masih berboncengan meski tanpa masker.

Salah satu pengemudi angkot Lebak Bulus - Parung, Jon (34) mengaku santai-santai saja saat membawa penumpang melebihi kapasitas 50 persen. 

"Ini mah rejeki om, kalau ada penumpang banyak saya angkut saja. Saya santai om, kalau penumpang mau desak-desakan silahkan. Kita kan mestinya cari penumpang banyak," kata Jon saat berbincang dengan wartawan.

Sementara, pengamat kebijakan publik UNIS Tangerang, Miftahul Adib kepada Radarnonstop.co (Rakyat Merdeka Group) menilai PSBB di Tangsel sangat minim sosialisasi. Akibatnya hari pertama dan kedua penerapan banyak warga yang masih melanggar.

"Bisa saya katakan kalau sampai di check point saja hanya ada petugas di jam-jam tertentu, PSBB tak akan efektif. Itu sama saja Pemkot berarti tidak ada persiapan," terang Adib.

Menurut Adib, PSBB di Tangsel sangat minim ketaatan masyarakat karena tidak dibarengi dengan simulasi penerapan PSBB, misalnya menutup jalur yang tepat untuk memutus rantai penyebaran covid -19.

"Pada dasarnya orang kan perlu tahu adanya PSBB itu seperti apa dan gimana menerapkannya di lapangan. Pemkot setidaknya, sebelumnya harus sosialisasi berbentuk simulasi entah itu bisa dilakukan tiga hari sebelum penerapan PSBB," ungkapnya.

Dosen FISIP UNIS Tangerang, itu menjelaskan bagaimana pentingnya harus ada simulasi sebelum PSBB dilaksanakan. Sebab, menurut dia, adanya simulasi agar orang memahami untuk mempersiapkan diri di lapangan.

Simulasi itu, tambah dia, sangat penting untuk memahami titik-titik mana saja yang perlu ada check point, titik-titik mana yang orang perlu pembatasan, serta jalur mana yang sering dilalui antar daerah.