RADAR NONSTOP - Kabnar mengejutkan datang dari Adamas Belva Syah Devara. Anak muda yang akrab disapa Belva dan salah satu bis di Ruang Guru ini mengundurkan diri dari jabatan stafsus Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Belva kabarnya mengundurkan diri per 15 April. Sekretariat Kabinet Pramono Anung membenarkan info tersebut.
Kata dia, Presiden sudah menerima surat pengunduran diri dari Belva. Dia mengatakan Jokowi memahami alasan pengunduran diri yang disampaikan Belva.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Sri Mulyani Pensiun Dari Menkeu, Sudah Gak Dipakai Prabowo Lagi
Sejak awal, kata Pramono, Jokowi ingin anak muda berkontribusi untuk kemajuan Indonesia.
"Dari awal Bapak Presiden menginginkan anak-anak muda yg berpotensi seperti Belva untuk bergabung dalam pemerintahan sehingga bisa berkontribusi dengan gagasan-gagasan inovatif, kreatif sekaligus memberikan ruang belajar bagi anak-anak muda terkait tata kelola pemerintahan," ujar dia.
Pramono mengatakan mengenai Ruang Guru yang terlibat dalam program Kartu Prakerja itu sudah dijelaskan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto. Keterlibatan Ruang Guru sudah sesuai dengan aturan yang berlaku.
"Bahwa proses verifikasi mitra Prakerja sudah berjalan sesuai aturan yang berlaku, dan tidak ada keterlibatan yang memunculkan konflik kepentingan dalam hal ini," ujar Pramono.
Diberitakan sebelumnya, netizen dan beberapa pihak memprotes Ruang Guru soal Kartu Prakerja. Aksi protes ini sempat viral dan ramai di media sosial.
Belva sebelumnya mengaku siap untuk mundur dari jabatannya sebagai staf presiden jika dinilai telah melanggar aturan.
“Saya sedang konfirmasi ulang ke Istana apakah memang ada konflik kepentingan yang ditanyakan teman-teman semua di sini, walaupun saya tidak ikut proses seleksi mitra. Jika ada, tentu saya siap mundur dari Stafsus saat ini juga. Saya tak mau menyalahi aturan apa pun,” kata Belva lewat akun Twitternya, Rabu (15/4).
Keputusan tersebut diakui akan dilakukan meskipun ia merasa tidak ada aturan yang ia langgar. Namun demikian, keputusan mundur dirinya tidak bisa dilakukan secara sepihak.
“Sebenarnya demi menghindari persepsi/asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur. Namun keputusan mundur adalah keputusan besar dan harus didiskusikan dengan Istana. Jadi mohon dipahami, bukan hanya masalah saya mau atau tidak,” bebernya.