RADAR NONSTOP - Covid -19 memberikan pukulan berat terhadap APBD DKI Jakarta. Gegara virus asal Wuhan tersebut pedapatan terjun bebas dari Rp87,9 triliun menjadi tinggal Rp47,2 triliun.
Begitu diungkapkan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam pernyataan yang disampaikan melalui video, Jumat (29/5/2020).
Anies membeberkan, penurunan pendapatan tersebut salah satunya disebabkan oleh penerimaan pendapatan yang seret. Catatannya, virus corona akan membuat penerimaan pajak di DKI Jakarta akan turun dari Rp50,17 triliun menjadi tinggal Rp22,5 triliun.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Sudah Gak Corona Lagi, DPRD DKI Cari Tempat Rapat Yang Cihuy Bahas RAPBD 2025
"Belum pernah di dalam sejarah Pemprov DKI Jakarta, kami mengalami penurunan pendapatan sebesar ini, lebih dari Rp40 triliun," ungkapnya.
Karena kondisi itulah, Anies mengatakan Pemerintah Daerah DKI Jakarta memutar otak dengan merelokasi anggaran. Menurutnya, tidak ada pilihan lain yang bisa ditempuh pihaknya selain langkah tersebut.
"Dalam kondisi pendapatan yang berkurang separuh, kami harus lakukan realokasi, pengurangan berbagai anggaran di berbagai sektor," katanya.
Anies mengatakan mata anggaran yang berpotensi direlokasi adalah belanja langsung dan tidak langsung. Anggaran tersebut nantinya akan dipangkas besar-besaran.
Upaya tersebut dilakukan karena pihaknya membutuhkan anggaran besar untuk menangani dampak virus corona. Pasalnya, anggaran penanganan yang semulai diperkirakan hanya akan mencapai Rp188 triliun, kini telah membengkak menjadi Rp5 triliun.
Meskipun melakukan pemangkasan besar-besaran, Anies memastikan dirinya akan tetap mempertahankan anggaran sebesar Rp4,8 triliun untuk bantuan masyarakat miskin.
"Program yang terkait dengan bantuan rakyat prasejahtera akan tetap dipertahankan. Anggaran Rp4,8 triliun untuk rakyat sejahtera tidak diubah," katanya.