Jumat,  22 November 2024

Minta Bantuan 10 Ribu Tentara Tapi Ditolak, Apakah Trump Tak Dianggap Lagi

NS/RN/NET/CNN
Minta Bantuan 10 Ribu Tentara Tapi Ditolak, Apakah Trump Tak Dianggap Lagi
Aksi demo di Amerika Serikat.

RADAR NONSTOP - Kabar mengejutkan. Presiden AS Donald Trump nampaknya tidak lagi dihormati.

Sebab, saat aksi protes atas pembunuhan George Floyd, Donald Trump sempat meminta 10.000 pasukan tentara untuk mengendalikan protes di Washington DC, namun permintaan itu ditolak para pejabat pertahanannya.

Dilansir CNN, Minggu (7/6/2020), permintaan itu disampaikan Trump pada rapat di ruang oval Gedung Putih, Washington DC, pada Senin lalu. Seorang senior Pentagon mengatakan, debat panas terjadi antara Jaksa Agung Bill Barr, Sekretaris Pertahanan Mark Esper dan Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley dalam rapat itu.

BERITA TERKAIT :
Puji Bahasa Inggris Prabowo, Donald Trump Janji Mau Ke Indonesia 
Melania Trump, Sosok First Lady Amerika Serikat

"Kita perlu mengendalikan jalanan. Kami membutuhkan 10.000 tentara di sini (di Washington). Saya menginginkannya sekarang," kata senior pentagon itu mengutip kembali Trump.

Trump sebelumnya mengatakan dia mempertimbangkan tindakan untuk memadamkan protes nasional terkait kematian George Floyd, seorang pria kulit hitam tak bersenjata yang meninggal di tangan polisi Minneapolis pada 25 Mei lalu.

Seorang pejabat senior Departemen Pertahanan (DoD) mengatakan kepada CBS News bahwa selain meminta penempatan pasukan, Trump berteriak kepada Esper karena melanggar hubungan dengan presiden ketika sekretaris itu menentang penggunaan Undang-Undang Pemberontakan. Legislasi abad ke-19 akan memungkinkan presiden untuk mengerahkan militer AS secara nasional untuk penegakan hukum domestik.

Esper dan Milley kemudian mengambil langkah menelepon Gubernur Washington pada Selasa (2/6). Mereka meminta Washington untuk mengerahkan pasukan pengamanannya sendiri.

Di hari yang sama, Pentagon memindahkan 1.600 pasukan untuk bersiap di Washington. Namun, sekitar 5.000 pasukan Garda Nasional yang sudah bersiaga di Washington sejatinya tak pernah membutuhkan pasukan tambahan.

Esper kemudian mengumumkan pada hari Rabu (3/6) bahwa ia tidak mendukung penggunaan Undang-Undang Pemberontakan dan menolak permintaan Trump. Esper bahkan menarik 700 pasukan untuk kembali ke pangkalan mereka di Fort Bragg. Pada Jumat (6/6), Esper juga menarik 700 pasukan.