Kamis,  09 May 2024

Rumah Che Guevara Mau Dibeli Pengusaha Indonesia 

NS/RN/NET
Rumah Che Guevara Mau Dibeli Pengusaha Indonesia 
Che Guevara

RADAR NONSTOP - Rumah bersejarah Ernesto "Che" Guevara dijual. Tempat tinggal ikon revolusioner kiri abad ke-20 di Kota Rosario, Argentina itu kabarnya akan dibeli oleh seorang pengusaha asal Indonesia. 

Di kalangan aktivis kiri Argentina, desas-desus akan dijualnya rumah Che Guevara beredar luas. Sayangnya, identitas calon pembeli yang disebut-sebut dari Indonesia belum diketahui. 

Pemilik saat ini, Francisco Farruggia mengatakan dia telah membeli apartemen seluas 240 meter persegi di gedung bergaya neo-klasik di pusat kota itu pada 2002. Dia mengatakan dia ingin mengubahnya menjadi pusat budaya, tetapi rencana itu tidak pernah terwujud.

BERITA TERKAIT :
JARI’98 Bagi bagi THR, Aktivis dan Simpatisan dari Kalimantan Hingga Banten Ucapkan Doa Terimakasih
Hoki Politisi Yang Dapat Jakarta Youth Award, Suara Meledak & Melenggang Ke DPRD DKI 

Pengusaha Argentina itu tidak mengatakan berapa harga yang akan dikenakannya untuk properti tersebut, demikian diwartakan BBC.

Selama bertahun-tahun, bangunan yang terletak antara jalan Urquiza dan Entre Ríos itu telah menarik sejumlah pengunjung terkenal.

Di antaranya adalah mantan Presiden Uruguay José Pepe Mujica, dan anak-anak Fidel Castro, pemimpin revolusioner Kuba.

Tapi mungkin pengunjung yang paling terkenal adalah Alberto Granados, yang bepergian bersama Che Guevara ketika dia masih seorang dokter muda dengan sepeda motor melalui Amerika Selatan pada 1950-an.

Che Guevara dilahirkan dalam keluarga kelas menengah yang kaya pada 1928, tetapi kemudian diradikalisasi oleh kemiskinan dan kelaparan yang ia saksikan di Amerika Selatan.

Ia memainkan peran kunci dalam revolusi Kuba pada 1953-1959, yang menggulingkan diktator Fulgencio Batista.

Che Guevara kemudian menyatakan keinginannya untuk menyebarkan revolusi ke seluruh Amerika Selatan dan negara-negara berkembang lainnya.

Dari Kuba ia melakukan perjalanan ke Bolivia untuk memimpin pasukan pemberontak melawan pemerintah Presiden René Barrientos Ortuño.

Dengan bantuan Amerika Serikat (AS), tentara Bolivia menangkap Che Guevara dan para pejuangnya yang tersisa. Dia dieksekusi pada 9 Oktober 1967 di Desa La Higuera, dan tubuhnya dimakamkan di lokasi rahasia.

Pada 1997, jasadnya ditemukan, digali dan dikembalikan ke Kuba, tempat ia dimakamkan kembali.

Kaum revolusioner masih membagi pendapat sampai hari ini seperti yang ia lakukan dalam kehidupan. Para pendukungnya melihatnya sebagai contoh komitmen dan pengorbanan diri, sementara para pengkritiknya melihat Che sebagai seorang pria yang mereka anggap brutal dan kejam.