Jumat,  29 March 2024

Kata BI Ekonomi Indonesia Masih Mandek, Jangan Boros Dan Simpan Duit  

NS/RN/NET
Kata BI Ekonomi Indonesia Masih Mandek, Jangan Boros Dan Simpan Duit  
Ilustrasi

RADAR NONSTOP - Kondisi ekonomi Indonesia masih lesu. Beberapa ahli ekonomi menyebut, pergerakan daya beli masyarakat baru bisa merangkak pada akhir tahun (Desember 2020). 

Pergerakan ekonomi menunggu landainya kasus Corona yang terjadi diseluruh dunia. Untuk itulah masyarakat diminta melakukan save duit dan menghindari pembelian barang yang tidak perlu.

Sementara Bank Indonesia (BI) menyebut laju pertumbuhan kredit perbankan masih rendah meskipun suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate ini turun. 

BERITA TERKAIT :
DPRD DKI: Generasi Z Berkontribusi Besar Kendalikan Inflasi
Amerika Bakal Jadi Negera Termiskin Di Dunia, Ini Faktanya...

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit baru mencapai 2,68% per Mei 2020. Padahal, BI sudah menurunkan suku bunga 1,75% sejak tahun 2019.

"Pertumbuhan DPK masih oke, tapi untuk pertumbuhan kredit hanya 2,68%, padahal tahun lalu tumbuh 10,5%," kata Perry dalam video conference, Sabtu (27/6/2020).

Rendahnya pertumbuhan kredit, Dia menjelaskan dikarenakan ekonomi tidak bergerak akibat pandemi virus Corona atau COVID-19.

"Ini menunjukkan kalau ekonomi mandek, ekonominya belum pulih ya wajar kredit yang tersedia pun nggak ditarik, dunia usaha kalau aktivitas ekonomi belum tumbuh tentu saja belum menarik plafon yang ada, makanya kenapa stimulus fiskal mendorong ekonomi supaya kredit perbankan tumbuh," jelasnya.

Meski belum berdampak pada pergerakan kredit perbankan, Perry mengatakan penurunan suku bunga sudah diikuti oleh pasar uang antar bank yang berada di level 1,52% dan bunga deposito yang turun 195 basis poin (bps). Dia pun menyebut, ke depannya masih ada ruang untuk menurunkan kembali suku bunga acuan.