RADAR NONSTOP- Pandemi Covid19 bukan hanya berdampak pada aktivitas perekonomian, tapi juga pada sektor kehutanan. Oleh karena itu produk-produk baik yang tangible maupun intangible harus bisa menggeliatkan sektor ekonomi, khususnya masyarakat kecil yang tinggal di dalam dan di sekitar kawasan hutan.
"Saat ini, ekspor sektor kehutanan menurun 10,79%, penyerapan tenaga kerja di sektor hasil hutan menurun sebesar 0,87%; nilai tambah sektor kehutanan menurun sebesar 0,55%; harga dan output sektor menurun masing-masing sebesar 0,59% dan 0,6%," ujar Kepala Badan Litbang dan Inovasi (BLI), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto di Jakarta, (10/7).
Walaupun mengalami penurunan, jelas Agus, namun kekayaan hutan memiliki manfaat yang bisa dioptimalkan melalui riset dan kebijakan integratif dalam pengembangan produk-produk alami dari hutan.
BERITA TERKAIT :Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Corona Marak Lagi Di Singapura, Bikin Parno Aja Tuh Virus
"Contohnya saja komoditas Sutera Alam, Ekaliptus, Gaharu, Cendana, dan Kayu Putih. Semua itu belum banyak disentuh secara maksimal," tegas Agus.
Indonesia memiliki potensi besar yang bisa di optimalkan untuk mensejahterahkan masyarakat, karena memiliki luas tutupan hutan daratan Indonesia mencapai 94,1 juta ha.
"Pengelolaan hutan yang tepat, efektif dan efisien diperlukan, untuk memastikan semua elemen masyarakat dan para pihak mendapat manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan dari hutan," pungkasnya.