Senin,  29 April 2024

Gara-gara Produksi Berlebihan

Harga Telur Ayam di Peternak Anjlok

Agus Supriyanto
Harga Telur Ayam di Peternak Anjlok

RADAR NONSTOP-- Harga telur ayam di peternak anjlok. Pemicunya adalah gara-gara produksi yang berlebihan.

 

Anjloknya harga telur itu dipicu kenaikan produksi di sentra peternak rakyat, salah satunya di Blitar. Paguyuban Peternak Rakyat Blitar mengklaim, ternak mereka saat ini mampu memproduksi telur sampai 100 % lebih banyak dibanding tahun kemarin.

BERITA TERKAIT :

Bila tahun sebelumnya dengan populasi ayam ternak sebanyak 15 juta ekor, peternak Blitar mampu meraih panen sebanyak 450 ton telur per hari. Tetapi, di tahun 2018, populasi ayam ternak meningkat menjadi 18 juta ekor.

"Saat ini kami bisa produksi sekitar 800 sampai 900 ton telur per hari. Ini karena jumlah ayamnya tambah banyak, peternak ayam petelur juga tambah banyak," ungkap Ketua Koperasi Peternak Ayam Blitar Sukarman, kepada wartawan, Kamis (18/10/2018).

Tidak hanya faktor itu, para peternak yang mengafkir ayamnya usai Lebaran kemarin saat ini sedang dalam kondisi maksimal berproduksi. "Apalagi sekarang kandang-kandang besar itu diubah. Dari kandang terbuka jadi kandang tertutup atau close house. Nah mereka ini menambah terus DOC-nya sehingga populasi ayam tambah banyak. Otomatis telurnya juga tambah banyak," paparnya.

Kata Sukarman, banyaknya stok dari berbagai daerah membuat permintaan pengiriman telur juga turun. "Seperti untuk pengiriman Jawa Tengah itu ya. Kalau biasanya sekali kirim 5 ton 40 kg itu habis dalam 2 hari. Ini volume pengiriman sama, tapi baru habis 4-5 hari. Baru minta dikirim lagi," keluhnya.

Nah, dalam dua pekan ini, harga komoditas telur anjlok. Bahkan bisa dikatakan, harga ini terendah sejak tahun 2018.

Diketahui, harga telur dari kandang peternak di Blitar, hari ini terpantau di angka Rp 15.600 - Rp 15.800 per kg. Tetapi, di pasaran, harga telur masih relatif stabil di angka Rp 20.000 - 21.000 per kg.

Menurut pedagang telur Pasar Templek, Budi, sejak Sabtu pekan lalu mulai ada kenaikan harga telur di tingkat peternak.
"Sebelumnya saya malah dapat dari kandang itu cuma Rp 13.000 -  Rp 14.000 per kg. Itu saya jualnya Rp 17.000 per kg. Tapi, sejak Sabtu naik sedikit sedikit. Hari ini saya dapat dari kandang Rp 16.000 saya jual Rp 20.000 per kg," ucao Budi, pada awak media, Kamis (18/10/2018).

Namun, Budi membantah, daya beli masyarakat menurun. Buktinya, saat harga telur mencapai Rp 24.000 per kg, dia bisa menjual sama seperti harga hari ini, yaitu sebanyak 75 kg per hari.

"Bukan perkara daya beli menurun. Kalau menurut saya bulan Suro itu memang enggak ada orang punya gawe. Buktinya pas harga Rp 26.000 per kg, saya juga bisa jualan 75 kg per hari. Seperti hari ini," tandasnya.