RADAR NONSTOP - Jelang pesta demokrasi Pilkada 2020, Pengamat komunikasi politik dari Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi menilai kontestasi politik di Bengkayang, Kalimantan Barat semakin mudah terbaca, usai pasangan calon bupati -wakil bupati semakin mengerucut.
Ari menjelaskan, beberapa calon sudah diusungkan, seperti partai Gerindra yang melabuhkan dukungan kepada Sebastianus Darwis - Syamsurizal sebagai jagoan yang akan berlaga di Pillkada 9 Desember 2020 mendatang. Bukan hanya itu, Darwis, kader lama di PDIP juga sudah menggenggam rekomendasi dari Partai Golkar.
"Pesta demokrasi di Bengkayang sebetulnya sudah selesai. Dengan dikantunginya dua rekomendasi dari partai besar seperti Golkar dan Gerindra, otomatis akan semakin memperkecil ruang gerak partai-partai lainnya," ujarnya di Jakarta, Minggu (2/8).
BERITA TERKAIT :Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta
Secara nalar politik, sambung Ari, harusnya partai politik yang merekomendasikan calon harus berdasarkan pengamatan obyektif, baik dukungan akar rumput maupun latar belakang calon.
"Kalau di PDIP, calon harus punya jejak rekam di PDLT yakni prestasi, dedikasi, loyalitas dan tidak tercela. Akan sangat aneh jika ada calon yang tidak memenuhin empat kriteria ini. Saya contohnya, jika ada calon yang terindikasi tersangkut kasus korupsi dan kasus moral, maka keberadaan calon selain berpotensi kalah juga akan merendahkan marwah partai," jelasnya.
Ari sangat yakin pada akhirnya PDIP akan mendukung dan memberi rekomendasi kepada Sebastianus Darwis - Syamsurizal. Alasan ini didasarkan semakin mesranya hubungan PDIP dengan Gerindra di berbagai pilkada.
"Pasti Ketua Umum PDIP akan kecewa jika calon kepala daerah yang akan diusung partai pemenang pemilu lalu memiliki stigma yang buruk di masyarakat. Oleh karena itu calon yang disokong PDIP harus berwatak kerakyatan, tidak punya catatan kriminal serta bebas dari persoalan kasus-kasus moral," pungkasnya.