Jumat,  22 November 2024

Dari 2 Juta Penduduk

Warga Depok Yang Dites Corona 0,3 Persen, Dampak Wali Kota Sibuk Pilkada? 

NS/RN/NET
Warga Depok Yang Dites Corona 0,3 Persen, Dampak Wali Kota Sibuk Pilkada? 
Wali Kota Depok M Idris.

RADAR NONSTOP - Penanganan Corona di Depok, Jawa Barat berantakan. Hal ini membuat Mendagri Tito Karnavian memperingatkan Wali Kota Depok, Muhammad Idris, untuk meningkatkan tes corona. 

Dari data yang dipaparkan Tito, Depok baru melakukan tes sebanyak 6.578 sampel, dari total jumlah 2 juta penduduk. Seperti diketahui, Wali Kota Depok M Idris dan wakilnya, Pradi Supriatna saat ini bercerai. 

Idris-Pradi masing-masing maju sebagai calon wali kota di Pilkada 2020. Keduanya kini sibuk untuk memenangkan pertarungan. 

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Fauzi Bowo Beserta Masyarakat Yakin Pramdoel Akan Jadi Pemimpin Jakarta

"Benar enggak, Pak, angka saya? Jumlah 6.578 dari buku ini? Itu rendah sekali, hanya 0,03 persen. Dalam ilmu metodologi, 0,03 persen itu margin of error-nya sangat tinggi sekali, tingkat kesalahannya sangat tinggi sekali," ujar Tito kepada Idris dalam acara launching gerakan dua juta masker di kantor Pemkot Depok, Kamis (13/8/2020).

Namun, Tito tidak merinci 6.578 itu merupakan jumlah orang atau jumlah spesimen. Tito hanya mengingatkan Idris untuk tidak 'terlena' dengan bergesernya status Depok dari zona merah menjadi zona oranye. Dari jumlah orang yang dites, Tito menduga bisa saja kasus positif di Depok seperti gunung es.

"Positive rate, no, i dont believe that untuk saat ini. Kenapa saya tidak terlalu menganggap positive rate? Karena tergantung jumlah testingnya dibanding populasi. Tadi Pak Wali langsung ngomong positive rate sekian, ada kemajuan menjadi oranye, ntar dulu, saya mau tanya, sampelnya berapa? 6.578. Gitu, kan, Pak Wali?" kata Tito.

Tito menegaskan, Depok harus meningkatkan proactive testing. Yakni, melakukan tes di tempat-tempat umum secara acak hingga bisa merepresentasi keadaan Depok saat ini.

"Kalau tes pasif, artinya yang diperiksa orang yang batuk-batuk, datang ke RS lalu dites, diambil sampelnya, di-swab kirim ke lab. Itu orang yang positif itu adalah puncak gunung es. Mereka yang sudah terkena itu adalah puncak gunung es, yang sudah ada symtomp," tuturnya.

Sebelumnya, berdasarkan data Pemkot Depok, hingga 13 Agustus, status Depok sudah bergeser dari zona merah ke oranye. Saat ini, Depok memiliki 1.516 pasien positif (di RS), 1.113 sembuh, dan 55 meninggal. Total kasus tanpa gejala sebanyak 3.495.

"Alhamdulillah per 3 Agustus-10 Agustus skor meningkat pun tipis jadi 1,86 zona oranye. Kita menunggu mudah-mudahan pasien positif dari tanggal 11-18 Agustus pekan ke 24 nanti memang trennya menurun, kesembuhan juga meningkat cukup baik," tutur Wali Kota Depok, Muhammad Idris.