RADAR NONSTOP - Ada-ada saja para ABG yang ada di Jakarta. Bukannya diam di rumah malah membuat onar dengan membuat aksi janjian tawuran.
Para ABG itu membuat arena tawuran di media sosial (medsos). Padahal, pemicu tawuran karena masalah sepele. "Biasa hanya saling ejek lalu berakhir tawuran," tegas Irfan, ABG asal Kalideres, Jakbar, Jumat (2/10).
Irfan saat ini duduk di kelas XII SMK. Dua bulan lalu, dirinya tertangkap polisi karena tawuran. "Sekarang saya kapok dah. Lokasi tawuran biasa sudah ditentukan kedua belah pihak, jamnya pun dijadwalkan," ungkapnya.
BERITA TERKAIT :Di Bogor Banyak Jagoan Kampung Yang Beraninya Di Kandang, Bikin Geng Untuk Tawuran
Tawuran di Kembangan Terjadi Lalu Apa Fungsi FKDM.?, Begini Kata Kesbangpol Jakbar
Di Palmerah, sekelompok remaja terlibat tawuran dengan menggunakan senjata tajam di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (1/10/2020) dini hari.
Aksi mereka kemudian tercium polisi yang sedang melakukan patroli. Dari pengakuan pelaku, mereka melakukan tawuran hanya untuk mengejar popularita dan adu gengsi.
Polisi mengamankan 18 remaja yang terlibat tawuran, satu diantaranya merupakan seorang admin salah satu akun media sosial yang terlibat tawuran.
“Mereka hanya cari popularitas. Mengajak satu kelompok untuk tawuran melalui medsos,” ujar Kapolsek Palmerah, Kompol Supriyanto, Kamis (1/10/2020).
Supriyanto melanjutkan, setelah mengajak satu kelompok itu. Mereka kemudian saling serang dengan membawa sajam di lokasi yang ditentukan.
Belasan pemuda tersebut tertangkap oleh Tim Pemburu Preman Polres Metro Jakarta Barat yang saat melakukan patroli wilayah di lokasi itu. Masyarakat juga sudah resah dengan aksi para pemuda tersebut.
“Yang mengamankan itu bukan dari kita, TTP Polres Metro Jakarta Barat yang mengamankan, kebetulan terjadi di wilayah hukum kita, maka TTP mengantarkan para tersangka ke sini," ujarnya.
Dari 18 pemuda yang berhasil diamankan polisi, 15 diantaranya masih berstatus pelajar dan sisanya putus sekolah. Selain mengamankan para tersangka, polisi menyita lima buah sajam dan satu kembang api yang di gunakan untuk menembak.
“Sementara untuk urusan KJP nya kita akan mendata para siswa yang terjaring dan kita akan panggil pihak sekolah masing masing,” tutup Supriyanto.