Jumat,  22 November 2024

Tiga Calon Kepala Daerah Meninggal, Apa Pilkada Masih Lanjut? 

NS/RN/NET
Tiga Calon Kepala Daerah Meninggal, Apa Pilkada Masih Lanjut? 

RADAR NONSTOP - Komisi Pemilihan Umum (KPU) membenarkan adanya tiga calon kepala daerah (cakada) yang meninggal. Para cakada itu meninggal diduga karena Corona. 

Diketahui, pemerintah pusat dan DPR sudah sepakat kalau pilkada lanjut terus. Padahal, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, mantan Wapres Jusuf Kalla serta para pemerhati pemilu telah meminta agar pilkada distop karena bisa menimbulkan klaster baru Corona.

Komisioner KPU Evi Novida Ginting Manik mengaku, ada tiga Cakada yang meninggal dunia dalam tahapan pelaksanaan Pilkada 2020 ini. Pertama, Muharram, bakal calon kepala daerah Kabupaten Berau. Almarhum meninggal dunia sebelum penetapan pasangan calon.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Pilkada Butuh Triliunan Rupiah, Banyak Calon Kena Tipu Tim Sukses 

Kedua, calon Wali Kota Bontang, Adi Dharma. Almarhum meninggal pada hari Kamis 1 Oktober 2020 kemarin. Ketiga, Calon Bupati Bangka Tengah, Ibnu Soleh. Almarhum meninggal dunia pada hari ini, Minggu 4 Oktober 2020.

Menko Polhukam Mahfud Md sebelumnya menyatakan, tidak ada kaitan pilkada dengan Corona. Di DKI Jakarta dan Aceh bukan menjadi daerah penyelenggara Pilkada 2020, tapi menempati posisi tertinggi tingkat penularan virus Corona (COVID-19).

Mahfud awalnya menyoroti dua provinsi yang tak ikut Pilkada, yakni Aceh dan DKI Jakarta. Namun, kata Mahfud, DKI Jakarta-lah yang tertinggi.

"Di DKI dan Aceh tidak ada Pilkada, justru angka infeksi tinggi. Di Aceh naik, di DKI selalu jadi juara 1 tertinggi penularannya," kata Mahfud dalam rapat analisa dan evaluasi pelaksanaan kampanye Pilkada Serentak 2020, di Kemendagri, Jakarta, Jumat (2/10/2020).

Bukan hanya dua provinsi itu yang tak ikut Pilkada tapi tingkat penularannya naik. Mahfud menyebut semula ada 25 daerah, kini menjadi 33 kabupaten/kota di minggu terakhir.

Namun sebaliknya, wilayah yang mengalami penurunan zona merah justru yang menggelar Pilkada 2020. Dari total daerah yang mengikuti Pilkada 2020, semula ada 45 provinsi yang zona merah, kini turun menjadi 39 provinsi.

"Berdasarkan data perkembangan zona tentang COVID, kan ada zona merah, oranye, kuning, hijau, itu menarik. Di daerah-daerah yang ada pilkada, di 309 daerah itu justru zona merah turun dari 45 menjadi 29," ujar Mahfud.