RADAR NONSTOP - Sebanyak 52 orang warga korban banjir di sejumlah pemukiman di tiga kecamatan, terpaksa dievakuasi petugas pemadam kebakaran Jakarta Timur pada Minggu dini hari (11/10/2020).
Kasi Operasional Damkar Jakarta Timur Gatot Sulaeman mengatakan wilayah yang terdampak banjir ada di beberapa RT di Kecamatan Ciracas, Pasar Rebo, dan Kramat Jati.
Dalam kejadian ini, sebanyak 33 korban banjir dievakuasi petugas dari Jalan Manunggal 1 dan Jalan Masjid Ataufiq Jalan Kaja, Kelurahan Kelapa 2 Wetan, Kecamatan Ciracas.
BERITA TERKAIT :Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Jakarta Bakal Hujan Lagi, Siap-Siap Macet Horor
Korban terdiri dari usia anak dan balita sebanyak lima jiwa, perempuan dewasa 12 jiwa, pria dewasa16 jiwa, dan seorang penyandang disabilitas.
"Banjir di kawasan Kelapa 2 Wetan setinggi 1 meter di dalam rumah penduduk," kata Gatot di Jakarta.
Jajarannya juga mengevakuasi 13 warga dari lokasi banjir di Jalan Cakrabuwana dan Jalan Manunggal, Kelurahan Kalisari, Kecamatan Pasar Rebo.
Para korban terdiri dari balita sebanyak empat orang, anak-anak dua orang, dewasa enam orang, serta seorang lansia yang terjebak banjir di dalam rumah dengan ketinggian air berkisar satu meter.
Dari banjir di Jalan Diklat Depsos RT013 RW03 Kelurahan Dukuh, Kecamatan Kramat Jati petugas mengevakuasi lima warga lansia.
"Jumlah lansia yang dievakuasi ada tiga perempuan dan dua laki-laki. Rata-rata sudah di atas usia 60 tahun, karena banjir sudah setinggi 1,5 meter di rumah mereka," jelas Gatot.
Bahkan seorang warga di Jalan Al Latif RT005 RW07 Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo menelepon petugas damkar untuk dibantu pindah dari lantai dasar rumah menuju ke lantai dua.
"Banjir di rumahnya mencapai 1,5 meter. Warga bersangkutan tidak minta evakuasi ke luar rumah, cuma minta pindah dari lantai satu ke lantai dua," ungkap Gatot.
Warga umumnya dievakuasi ke rumah tetangga, dan beberapa rumah ibadah di sekitar lokasi. Mereka dievakuasi menggunakan perahu karet yang difasilitasi petugas damkar.
Masih banjirnya pemukiman warga ini pun mengundang tanya kinerja Dinas Sumber Daya Air (SDA) yang dikomandoi Juaini. Soalnya, sebelum banjir terjadi, Juani gembar - gembor telah melakukan grebek lumpur dan pembelian pompa apung senilai Rp6,5 miliar.