Jumat,  22 November 2024

OPINI

Banjir Dan Longsor Serta Tata Ruang Ciganjur Yang Harus Dievaluasi

JANY/RN
Banjir Dan Longsor Serta Tata Ruang Ciganjur Yang Harus Dievaluasi
Banjir dan longsor di Ciganjur.

RADAR NONSTOP - Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan kini jadi langganan banjir. Bahkan, ancaman longsor juga mengancam kawasan yang dulunya sempat popular ke tingkat nasional karena terdapat kediaman KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Presiden ke-4 Republik Indonesia.

Tahun 1650 ada nama kerajaan atau Kadipaten Ciganjur. Adalah Raden Bagus Jagakarsa Surobinangun, panglima perang Kerajaan Mataram Yogyakarta, pernah tinggal di Batavia.

Dia menikah dengan Putri Pajajaran yang berkedudukan di wilayah yang kini disebut Ragunan. Pasangan ini dikaruniai dua anak yakni Raden Mas Mohammad Kahfi dan Raden Mas Aria Kemang Yudhanegara.

BERITA TERKAIT :
Diapit Dua Gunung, 24 Kecamatan Di Kabupaten Bogor Rawan Longsor Dan Banjir 
Bogor Sudah Dilanda Bencana, Puluhan Rumah Rusak Dan Longsor Di Mana-Mana

Raden Mas Mohammad Kahfi diberi tanah di sekitara wilayah Ciganjur yang dimulai dari Kampung Kandang (dahulu istal kuda miliknya), dan di selatannya berbatasan sampai ke Tanah Baru Depok.

Keraton Mohammad Kahfi terletak di Kampus ISTN di dekat danau sampai di Kebon Sancang, yang sekarang menjadi kawasan kampus Universitas Indonesia.

Raden Mas Mohamad Kahfi memerintah Kadipaten Ciganjur periode 1650-1685. Demikianlah asal usul Ciganjur. Sejak tahun 2.000, kawasan Ciganjur berubah dan marak perumahan. 

Dari tanah kavling hingga kluster serta pengembang besar melakukan investasi. Padahal, Ciganjur salah satu kawasan yang masuk dalam daerah resapan air atau penghijauan di Jaksel.

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berjanji akan menginvestigasi indikasi pelanggaran tata ruang terkait longsor dan banjir yang menewaskan seorang warga serta merendam 300 rumah di Jalan Damai, Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan. 

Anies Baswedan menyebutkan, akan ada tindakan tegas apabila ditemukan pelanggaran tata ruang di lokasi tersebut.

"Sekarang dalam proses investigaai, apakah ketentuan-ketentuan tata ruang dilanggar atau tidak," kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan usai meninjau lokasi longsor dan banjir di Kelurahan Ciganjur, Jakarta Selatan, Minggu (11/10).

Pemprov DKI bergerak cepat dalam penanganan bencana longsor dan banjir yang terjadi di tengah pandemi. Langkah awal yang dilakukan adalah memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

Selanjutnya, memastikan masyarakat terdampak terjaga kesehatannya, terjamin adanya tempat pengungsian yang sehat serta suplai makanan cukup. Langkah berikutnya, kata Anies, memastikan puing-puing tembok yang roboh segera dievakuasi dan memulihkan aliran Anak Kali Setu agar tidak lagi menggenangi pemukiman warga.

"Akan dipasang pompa mobile untuk menarik air dari sisi selatan, melewati puing-puing ke sisi utara sehingga air tidak lagi tergenang mengalir ke perkampungan," ujarnya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria yang juga meninjau lokasi longsor dan banjir di Ciganjur mengharapkan, perbaikan secepat mungkin dilakukan. Menurut dia, dari 500 warga yang terdampak, sebanyak 271 orang masih mengungsi di tempat pengungsian yang disediakan pihak kelurahan dan kecamatan.

Kondisi aliran Anak Kali Setu yang masih tertutup puing-puing tembok menyebabkan air kali masih mengalir ke pemukiman warga.

"Perbaikan ini kita harapkan bisa dilakukan secepat mungkin, memang di sini ada kendala, pemukiman cukup padat, pintu masuk cuma satu lewat sini," kata Ariza.