Kamis,  20 February 2025

Ancaman Banjir Jakarta & Tanah Bergerak Hingga 13 Februari, Lurah & Camat Jangan Letoy 

RN/NS
Ancaman Banjir Jakarta & Tanah Bergerak Hingga 13 Februari, Lurah & Camat Jangan Letoy 
Lonsor di Jakarta.

RN - Ancaman banjir di Jakarta masih panjang. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyebutkan potensi hujan deras masih bisa terjadi hingga 13 Februari. 

BPBD juga menyebut harus mewaspadai adanya potensi banjir pesisir (rob) pada 7-13 Februari 2025 terhadap 12 wilayah pesisir utara Jakarta.

“Waspada banjir pesisir Provinsi DKI Jakarta durasi 7-13 Februari 2025,” demikian pernyataan yang disampaikan BPBD DKI melalui akun Instagramnya @bpbddkijakarta yang dilihat Sabtu (8/2/2025).

BERITA TERKAIT :
5 Fakta Jakarta Dikepung Banjir Saat Imlek Hingga Monas Terendam

BPBD DKI menjelaskan, berdasarkan informasi BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Maritim Tanjung Priok, potensi banjir rob terjadi lantaran adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan purnama yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum.

Adapun puncak pasang maksimum laut pada pukul 05.00-11.00 WIB di 12 wilayah.

“Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Kalibaru, Muara Angke, Tanjung Priok, Kepulauan Seribu,” ujarnya. 

Karena itu, BPBD mengimbau agar masyarakat terus memantau peringatan dini gelombang pasang melalui situs BPBD yakni bpbd.jakarta.go.id/gelombanglaut.

Selain itu, BPBD juga mengimbau masyarakat melaporkan jika menemukan potensi genangan atau banjir.

“Bila menemukan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” ujarnya.

Rawan Longsor 

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut adanya curah hujan di atas normal selama Februari 2025 yang dapat memicu gerakan tanah. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike meminta seluruh pihak terkait untuk meningkatkan kewaspadaan.

"BMKG, BPBD, serta kalau ada Kampung Tanggap Bencana dan lain-lain sudah mengimbau jauh-jauh hari terkait potensi itu dengan melibatkan aparat setempat, termasuk juga kelurahan, RT, RW untuk memantau setiap lokasi yang rawan longsor, khususnya di pinggiran kali," terangnya.

Selain itu, Yuke juga menekankan pentingnya pemberian pelatihan dari dinas terkait. Ia menginginkan, masyarakat semakin memahami langkah-langkah mitigasi yang perlu dilakukan dalam menghadapi berbagai potensi bencana.

Untuk diketahui, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta telah meminta para lurah, camat dan masyarakat untuk tetap mengantisipasi adanya potensi gerakan tanah pada saat curah hujan di atas normal selama Februari 2025.

Menurut informasi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), beberapa wilayah di Jakarta berpotensi terjadi pergerakan tanah berdasarkan hasil tumpang susun (overlay) antara peta zona kerentanan gerakan tanah dengan peta prakiraan curah hujan bulanan yang diperoleh dari BMKG.

Beberapa wilayah di Jakarta yang berada di Zona Menengah-Tinggi berpotensi terjadinya tanah longsor, yaitu:

1. Jakarta Pusat, meliputi wilayah Kecamatan Menteng.

2. Jakarta Selatan, meliputi wilayah Kecamatan Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan, dan Kecamatan Tebet.

3. Jakarta Timur, meliputi wilayah Cakung, Cipayung, Ciracas, Duren Sawit, Jatinegara, Kramatjati, Makasar, Matraman, Pasar Rebo, dan Kecamatan Pulo Gadung.