RADAR NONSTOP - Disebut tidak lolos parliamentary threshold (PT) oleh lembaga survei. PKS galau dan makin tidak solid dibawah komando Sohibul Iman.
Begitu dikatakan oleh pengamat politik, Afriadi Rosdi, berbagai survei menunjukkan PKS tidak bisa memenuhi ambang batas parlemen (parliamentary threshold) 4 persen.
"Karena indikasi politik, termasuk hasil lembaga survei menunjukkan PKS terancam tak bisa memenuhi target empat persen parliamentary threshold," ujar Afriadi di Jakarta, Minggu (28/10).
BERITA TERKAIT :RIDHO Menang Di Kota Bekasi, Jago PKS Tepok Jidat
20 Tahun Kuasai Depok, PKS Rontok Dan Jagonya Tumbang Oleh Supian-Chandra
Ketua Pusat Kajian Literasi Media itu juga melihat PKS kian tidak solid. Hal itu terlihat jelas dari banyaknya pengurus dan kader PKS di daerah yang memutuskan hengkang dari partai pimpinan M Sohibul Iman tersebut.
Terlebih, para pengurus dan kader PKS yang hengkang langsung bergabung dengan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI). Ormas itu diinisiasi mantan Presiden PKS Anis Matta dan kolega dekatnya seperti Fahri Hamzah.
"Bisa diprediksi GARBI ini akan berkampanye kepada seluruh kader untuk tidak memilih PKS di Pemilu Legislatif 2019," katanya.
Afriadi menduga PKS sedang mengharapkan efek ekor jas atau coattail effect dari Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga S Uno.
Buktinya, Sohibul Iman mengeluarkan surat edaran bernomor: 05/D/EDR/DPP-PKS/2018 tentang Optimalisasi Anggota Legislatif DPR RI untuk Kampanye Cawapres Sandiaga Shalahuddin Uno.
Melalui surat edaran bertanggal 17 September 2018 itu Sohibul meminta seluruh anggota fraksi partainya di DPR mengerahkan semua sumber daya guna mengampanyekan Sandiaga secara optimal.
“Sekarang PKS berharap dari coattail effect Sandiaga Uno. Ini senjata terakhir yang dimiliki PKS untuk memelihara asa menembus parlemen," pungkas Afriadi.