Jumat,  29 March 2024

Wapres: Indonesia Hanya Tukang Stempel Produk Halal 

NS/RN/NET
Wapres: Indonesia Hanya Tukang Stempel Produk Halal 

RADAR NONSTOP - Indonesia ternyata hanya menjadi tukang stempel produk halal. Hal ini dikatakan Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin.

Wapres mendorong agar Indonesia dapat menjadi pusat produk halal di dunia. Ma'ruf menilai Indonesia masih sering mengimpor produk luar negeri, dan hanya berperan sebagai pemberi cap status halal produk tersebut.

Hal ini diungkapkan Ma'ruf dalam webinar virtual yang diadakan KNEKS bertajuk 'Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia', Sabtu (24/10/2020). 

BERITA TERKAIT :
Brand Lawas Sinar Surya Since 1992, Selain Berkomitmen di Fashion Anak, Dikembangkan Kenalkan Produk Parfum Kekinian
Vasqo Football Ajak Pecinta Sepakbola Bola Gunakan dan Cintai Produk Lokal

"Pada 2018, Indonesia membelanjakan USD 214 miliar untuk produk halal atau 10 persen dari pangsa produk halal dunia, dan merupakan konsumen terbesar dibandingkan dengan negara-negara mayoritas muslim lainnya," ujar Ma'ruf dalam paparannya.

"Namun sayangnya, Indonesia masih banyak mengimpor produk halal dari luar negeri. Indonesia selama ini hanya menjadi konsumen dan tukang stempel untuk produk halal yang diimpor," sambungnya.

Ma'ruf mengatakan ada lebih dari 50 lembaga halal di dunia yang mendapat pengakuan dari Indonesia. Menurutnya, Indonesia menjadi tukang stempel dari berbagai produk halal di dunia.

"Sebab, semua sertifikat halal dunia lebih dari 50 lembaga sertifikat halal dunia itu memperoleh pengakuan, endorsement dari Indonesia. Jadi hampir seluruhnya memperoleh pengakuan. Jadi Indonesia memang menstempel, tukang mengesahkan produk-produk halal di berbagai negara di dunia," kata Ma'ruf.

Selain itu, Ma'ruf mengatakan pengeluaran konsumen muslim dunia untuk berbagai produk barang dan jasa halal semakin tinggi. Pada 2018, katanya, konsumsi pasar dunia mencapai USD 2,2 triliun dan diperkirakan akan berkembang hingga mencapai USD 3,2 triliun pada 2024.

"The State of Global Islamic Economy Report 2019-2020 memperlihatkan besarnya pengeluaran konsumen muslim dunia untuk makanan dan minuman halal, pariwisata ramah muslim, halal lifestyle, serta farmasi halal, yang mencapai USD 2,2 triliun pada 2018, dan diproyeksikan akan mencapai USD 3,2 triliun pada 2024," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf melihat pasar halal global dapat menjadi peluang besar bagi ekspor halal dari negara Indonesia. Ia mendorong agar Indonesia dapat memanfaatkan peluang tersebut.

"Tentunya hal ini merupakan potensi yang sangat besar yang harus dimanfaatkan peluangnya oleh Indonesia dengan memenuhi kebutuhan global melalui ekspor produk halal dari Indonesia," ujar Ma'ruf.

Lebih lanjut Ma'ruf berharap Indonesia dapat membuat langkah-langkah strategis guna menjadi pusat produsen produk halal dunia. Ia mendorong agar tercipta penguatan industri hingga pembentukan kawasan produk halal di Tanah Air.

"Langkah-langkah strategis tersebut antara lain melalui penguatan industri produk halal melalui pembentukan kawasan-kawasan industri halal maupun zona-zona halal di dalam kawasan industri yang sudah ada, sehingga kapasitas produksi produk halal Indonesia bisa meningkat secara signifikan dan terintegrasi, dan semakin berkualitas serta berdaya saing global," ungkapnya.