Kamis,  28 November 2024

Cap Halal Malaysia Lebih Laku Ketimbang Indonesia

NS/RN/NET
Cap Halal Malaysia Lebih Laku Ketimbang Indonesia

RADAR NONSTOP - Stempel atau cap halal Indonesia ternyata belum diakui 100 persen oleh dunia. Negara internasional masih memilih mengakui standar produk halal Malaysia.

Diketahui, saat ini, pangsa ekspor Indonesia baru mencapai 3,3 persen dari total peredaran produk halal di dunia. Angka tersebut bisa meningkat jika standar halal Indonesia diakui internasional.

Hal ini dikatakan Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Perkasa Roeslani di acara Indonesia Menuju Pusat Produsen Halal Dunia yang diselenggarakan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Sabtu (24/10).

BERITA TERKAIT :
Credifox Adventure, Brand Lokal Dari Kota Hujan Yang Siap Mendunia "Reach Your Dreams"
Hadirkan Produk Earphone Berkualitas, Brandsma Indonesia Dongkrak Pasar Low And Up

Menurut Rosan, hal ini merupakan salah satu pekerjaan rumah yang perlu segera dibenahi pemerintah dan industri di dalam negeri agar standar produk halal Indonesia juga bisa diakui di tingkat internasional. Selain itu, bisa menjadi referensi yang digunakan oleh negara-negara lain dalam memproduksi produk halal.

"Ini yang perlu dipikirkan, bagaimana standar halal Indonesia dapat diterima di tingkat global?" imbuhnya.

Ia mengatakan bila standardisasi produk halal dunia bisa berkiblat ke Indonesia, maka ini akan memberi nilai tambah bagi produk halal nasional. Masyarakat muslim dunia pun akan meningkatkan permintaan konsumsi produk halalnya dari hasil buatan Indonesia.

Lebih lanjut, ia meyakini hal ini akan memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekspor produk halal. Saat ini, pangsa ekspor Indonesia baru mencapai 3,3 persen dari total peredaran produk halal di dunia.

Selain itu, juga bisa meningkatkan pertumbuhan industri halal, di mana saat ini sudah mencapai 7 persen pada 2019. Padahal sebelumnya berada di kisaran 5 persen sejak 2015.

Rosan menilai peningkatan standar produk halal Indonesia bisa dilakukan dengan beberapa hal, seperti peningkatan digitalisasi di industri halal dan sumber daya manusia unggul.

"Transformasi digital UMKM untuk halal value chain perlu didorong dengan inovasi dan infrastruktur digital," tuturnya.

Sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan sertifikasi halal pada produk-produk ekspor bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing di tingkat global.