Sabtu,  20 April 2024

OPINI

Bully Banjir Jakarta Dan Mengelola Emosi Anies Basewdan

Jany/RN
Bully Banjir Jakarta Dan Mengelola Emosi Anies Basewdan

RADAR NONSTOP - Banjir memang menjadi langganan Jakarta setiap musim hujan. Bagi warga yang tinggal dibantaran kali, banjir sudah menjadi rutinitas setiap tahun. 

Banjir sejak era Gubernur Sutiyoso (Bang Yos), Fauzi Bowo (Foke), Jokowi, Ahok, Djarot Saiful Hidayat hingga Anies Baswedan memang belum bisa dituntaskan. Penyelesaian banjir memang tidak bisa dikerjakan Pemprov DKI Jakarta apalagi seorang Anies. 

Untuk menuntaskan banjir harus ada turun tangan pemerintah pusat secara masif dan maksimal. Jika pemerintah pusat 'cuek dan setengah hati' jangan harap banjir di Jakarta bisa dituntaskan. 

BERITA TERKAIT :
Bully Di Sekolah Jakarta Marak, Kekerasan Antar Siswa Bikin Ngeri
Bully Di Sekolah Mahal Ngeri, Tradisi Celana Korban Di Tangsel 

Setiap kali banjir, bukan hanya harta benda warga tapi fasilitas publik juga amburadul. Bahkan, banjir juga kerap memakan korban jiwa. Setiap tahunnya, Pemprov DKI Jakarta harus mengeluarkan anggaran besar untuk menghadang air bah tersebut.

Jika dihitung kerugian banjir di Jakarta diera Anies lebih kecil ketimbang bencana sebelumnya. Apakah Anies sudah bisa menyelesaikan banjir? 

Jawabnya, bisa tidak bisa juga iya. berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan DKI Jakarta dampak ekonomi banjir Jakarta Januari 2020 sebenarnya tak terlalu besar dibandingkan banjir tahun-tahun sebelumnya.

Dikutip dari berbagai sumber, kerugian akibat banjir pada Januari 2020 hanya menyentuh angka Rp960 miliar. Lebih kecil dari kerugian banjir Februari 2015 (Rp1,5 triliun), Januari-Februari 2014 (Rp5 triliun), Februari 2007 (Rp8,8 triliun) atau Februari 2002 (Rp9,8 triliun).

Lalu, dampak ekonomi akibat banjir tahun 2020 atau di era Anies hanya berpengaruh sebesar 0,025 persen dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) DKI Jakarta.

Seperti diberitakan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Hamid Ponco Wibowo, mengungkap data-data ini terkumpul dari para asosiasi usaha yang terdampak banjir.

"Sebenarnya kalau kita lihat data sejak tahun 2002, kerugian banjir paling rendah. Hal ini karena air lebih cepat surut," ujar Hamid ketika ditemui di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2020).

Cepat surutnya banjir juga dibarengi dengan teknologi media sosial. Walaupun membuat banjir tampak 'ramai', tetapi memiliki peran positif bagi kesiapsiagaan masyarakat.

Yang harus dipersiapkan jika banjir adalah Pemprov DKI Jakarta serta Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jakarta sektor pangan harus melakukan manajemen stok, demi menghadapi potensi inflasi akibat bencana banjir.

Tapi banjir memang menjadi hal paling gurih untuk menggoreng isu. Anies pastinya bakal kena banjir bully dari kaum nyinyir DPRD DKI Jakarta. 

Isu banjir memang dianggap potensial karena bisa menarik emosi warga Jakarta. Sebagai ibukota, tetunya banjir Jakarta bakal menjadi sorotan dunia internaisonal. 

Untuk Anies dan para pejabat DKI Jakarta sebaiknya bisa menjaga dan mengelola manajemen emosi. Karena serangan dan bully para politisi agar Anies bisa kepleset lidah. Jika ini terjadi siap-siap aja gemuruh meme dan video editan bakal menyebar cepat.