RADAR NONSTOP - Cahayadi Kam tak pernah menyangka kalau dirinya kini mendunia. Pria 34 tahun yang biasa disapa Eki ini meniti karir dari penyanyi kafe ke kafe di Jakarta.
Kini Eki berhasil memenangkan ajang pencari bakat "All Together Now" di Italia. Dia berhasil menyisihkan ribuan peserta.
“Perasaan saya benar-benar senang dan bangga sekali bisa memenangkan kompetisi tv show di Italia terlebih membawa nama Indonesia,” ujar Eki kepada Antara London, Kamis (31/12).
BERITA TERKAIT :Artis Tajir, Bisnis Prilly Latuconsina Dari Klub Bola Hingga Toko Roti
Beking Judi Online, Pegawai Komdigi Beli Jam Rp 2,6 Miliar
Ajang yang diawali di stasiun televisi di Inggris itu ditonton jutaan orang dengan persaingan yang tidak mudah. Eki berhasil melangkah hingga memenangkan hadiah sebesar 50 ribu Euro dalam kompetisi yang diadakan di Roma baru-baru ini.
Pada malam final Sabtu (16/12) lalu tanpa penonton, Eki melantunkan lagu Italia yang berjudul Tappeto Di Fragole yang ditulis Kekko Silvestre. Eki menyanyikan lagu tersebut dengan berduet bersama penyanyi Italia, Rita Pavone.
Eki yang biasanya menyanyikan lagu dalam bahasa Inggris menerima tantangan untuk keluar dari zona nyaman. Pertama kali nyanyi lagu Italia berjudul Tappeto Di Fragole yang dibawakan grup musikModà , salah satu grup musik pop rock asal Italia.
Eki mengaku sejak kecil memang memiliki cita-cita untuk menjadi penyanyi. Bahkan sejak usia sembilan tahun Eki kerap kali mengikuti berbagai lomba tarik suara.
Pada saat remaja Eki yang merupakan putra bungsu dari pasangan Risiat Ko dan Kam Er Tje, sempat menjadi penyanyi di sejumlah kafe di Jakarta. Dia juga seringkali diminta sebagai biduan dalam acara perkawinan (wedding singer).
Pada awalnya Eki pindah kota Milan, Italia untuk mengikuti sang istri, Anna Benaglia. Untuk dapat menyambung hidup, Eki pun sempat menjadi pengamen jalanan di pusat kota Milan. Kemampuan Eki dalam bernyanyi kemudian menarik perhatian agen pencari bakat yang kemudian mengajaknya ikut dalam "All Together Now".
Eki pun diminta untuk ikut audisi yang diadakan di Roma, padahal pada saat pandemi tiket kereta dari Milan ke Roma cukup mahal.
Untungnya ayah mertua Eki mau mengantarkannya untuk ikut audisi yang diadakan di Roma yang jaraknya terbilang jauh dari kota Milan yaitu sekitar enam jam perjalanan.
Jerih payah sang mertua tidak sia-sia, Eki pun akhirnya lolos audisi dari ribuan peserta hingga lolos ke top 100 lalu top 30. Dia akhirnya babak besar top 12 sampai masuk ke final dan menjadi juara.