Sabtu,  23 November 2024

Corona Naik Terus, Elit Dan Pejabat Seperti Memberi Contoh Buruk

NS/RN
Corona Naik Terus, Elit Dan Pejabat Seperti Memberi Contoh Buruk
Logo Rekan Indonesia.

RADAR NONSTOP - Larangan berkerumun nampaknya tidak efektif. Sebab, sosialisasi terhadap 3M dan protokol kesehatan atau prokes tak maksimal. 

Tragisnya lagi, banyak ulah elit dan pejabat yang terkesan menontonkan pelanggaran prokes saat acara di depan publik. Diketahui, dalam laporan Satgas Corona kalau kasus positif terus naik. 

Dalam sehari, penambahan kasus bisa mencapai 5.000 sampai dengan 7.000. Lonjakan tinggi angka positif ini menyebabkan ruang rawat inap pasien mendekati penuh.

BERITA TERKAIT :
Pramono Jangan Mau Dikibuli, Para Pemburu Jabatan Jago Klaim Dan Pasang Boneka
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor

Secara kumulatif, tingkat okupansi rumah sakit sudah berada di kisaran angka 64,1 persen. Rata-rata itu, melebihi ambang batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia alias World Health Organization (WHO), yakni 60 persen.

Menurut Sekretaris Nasional Relawan Kesehatan (Rekan) Indonesia, Adjie Rimbawan menyebutkan bahwa kenaikan angka positif per 2 Januari 2020 lebih disebabkan oleh berkurangnya kewaspadaan warga terhadap penularan.

Dia menyatakan, Pasca diberlakukannya “new normal” yang didengungkan oleh pemerintah pusat dengan segala gegap gempitanya hanya menghasilkan situasi yang blunder. “Dengan kampanye new normal, warga menganggap Corona tidak lagi berbahaya. Warga mulai kendor kewaspadaanya, apalagi aktifitas kembali bebas dan protokoler kesehatan dengan penerapan 3M," tegas Adjie dalam siara persnya pada Selasa (5/1). 

Adjie menambahkan, berkurangnya kewaspadaan warga terhadap Corona makin diperkuat dengan tidak adanya keteladanan dari tokoh dan elite bangsa ini. Warga seolah-olah dipertontonkan melalui aktifitas tokoh dan elite bangsa yang aktifitasnya seakan-akan menganggap remeh Corona. 

“Mulai dari kunjungan kerja, reses, kunjungan keluar negeri, dan lain sebagainya makin menjauhkan warga dari keteladanan. Sehingga warga beranggapan yang di atas saja boleh beraktifitas bebas tanpa memperhatikan prokes, moso kita yang dibawah nggak boleh. Fakta bahwa banyak tokoh dan elite bangsa yang akhirnya positif malah dianggap angin lalu oleh warga” imbuh Adjie.

Adjie berharap pemerintah pusat benar-benar bersunguh-sungguh dalam penanganan Corona. Kondisi penuhnya ruang isolasi dan ICU untuk pasien positif adalah kondisi darurat yang harus segera disikapi dan diatasi oleh pemerintah. 

"Salah satu cara untuk dapat menekan angka positif sekarang ini adalah dengan kebijakan yang ketat, pasti dan terukur, bukan lagi menerapkan kebijakan yang longgar dan menganggap remeh naiknya angka positif. Sudah saatnya pemerintah pusat menerapkan UU Kekarantinaan Kesehatan dengan melakukan karatina wilayah guna menekan mobilitas warga yang menyebabkan terjadinya kerumunan baik di lingkungan rumah dan lingkungan kerja warga," tegas Adjie.

Adjie juga menyerukan kepada seluruh struktur Rekan Indonesia diberbagai daerah agar terus melakukan kampanye protokol kesehatan di lingkungan tempat tinggalnya. 

“Ingatkan terus warga sekitar kita bahwa situasi saat ini Indonesia darurat ruang Isolasi dan ICU sehingga jika kita terpapar dan positif Covid19 akan susah mendapatkan ruang Isolasi dan ICU di RS. Ingatkan juga terus warga dilingkungan tempat tinggal kita agar terus menjalankan protokol kesehatan dengan tetap menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan.” seru Adjie.