RADAR NONSTOP - Posko kesehatan dan dapur umum untuk warga korban banjir di Kalimantan Selatan (Kalsel) ternyata belum maksimal. Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menekankan pentingnya posko tersebut.
"Kapolri punya beberapa dapur umum yang besar, TNI juga. Kalau kurang harus bilang agar masyarakat tertangani dengan baik, jangan sampai kelaparan," kata dia di Banjarbaru, Sabtu (16/1).
Panglima TNI bersama Kepala Basarnas Marsekal Madya Bagus Puruhito serta anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha, meninjau lokasi banjir di kawasan Pengayuan jalan poros lintas kabupaten perbatasan Kota Banjarbaru dan Kabupaten Tanah Laut. Lokasi ini menjadi salah satu wilayah terparah terdampak banjir di Kalimantan Selatan.
Dalam arahannya Panglima TNI mengingatkan pasokan makanan bagi warga korban baik baik di pengungsian maupun yang masih bertahan di rumah. "Warga yang masih terjebak di rumahnya juga harus didata, kirimkan makanan setiap hari sembari meminta agar mereka mau dievakuasi," jelasnya.
Sedangkan untuk posko kesehatan, kata dia, dapat mengontrol kondisi kesehatan masyarakat setiap saat. Terutama balita dan lansia agar tidak sampai sakit hingga jatuh korban. "Waspada munculnya penyakit yang bisa menyerang warga di tengah banjir. Posko kesehatan juga harus praktis bisa mobile ke wilayah terdampak dan pastikan sumber daya tenaga kesehatannya mencukupi," tutur jenderal bintang empat itu.
Untuk tempat pengungsian, Hadi meminta dibuat dengan layak seperti fasilitas tikar, selimut dan barang keperluan lainnya. Sehingga, tidak menimbulkan masalah baru seperti munculnya penyakit akibat lokasi penampungan tidak layak tinggal.
"Untuk tim SAR gabungan baik TNI-Polri, Basarnas, BPBD, Dinas Sosial dan lainnya termasuk relawan unsur masyarakat pastikan juga terkoordinasi dengan baik. Siapa penanggung jawab dan dilakukan evaluasi setiap hari. Jangan sampai ada permasalahan di lapangan, komunikasi penting," tandasnya.
Bakal Dihajar Hujan, Warga Jakbar Harus Tingkatkan Kewaspadaan Terhadap Banjir
Belajar Dari Paman Birin Yang Bebas Dari Jeratan Kasus Korupsi Oleh KPK
Sementara Danrem 101/Antasari Brigjen TNI Firmansyah melaporkan, dapur umum sudah berdiri di setiap wilayah yang terdampak banjir. Termasuk di posko pengungsian meski ada yang layak dan bisa dikatakan belum layak lantaran jumlah warga yang tertampung terus bertambah.
Hingga Sabtu (16/1), sebanyak 112.708 warga mengungsi dan 27.111 rumah terendam yang tersebar di tujuh kabupaten/kota terdampak banjir. Sementara hingga berita ini diturunkan sudah 5 warga wafat.
"Kabupaten Hulu Sungai Tengah di sini ada informasi lima orang meninggal dunia," ujar Kepala Pusat Data dan Komunikasi BNPB Raditya Jati dalam konferensi pers daring, Sabtu (16/1).
Ia menyebutkan, tujuh daerah terdampak antara lain Kabupaten Tapin, Kabupaten Banjar, Kota Banjar Baru, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tanah Laut. Selain merenggut lima jiwa, banjir di Hulu Sungai Tengah juga menyebabkan 11.200 warga mengungsi dan 64.400 orang terdampak.
Kemudian, warga terdampak dan mengungsi di Banjar sebanyak 51.362 orang dan 14.791 rumah terendam. Sebanyak 27.024 warga terdampak dan mengungsi di Tanah Laut serta 8.249 terendam banjir.
Sementara itu, banjir di Balangan menyebabkan 11.816 warga terdampak dan mengungsi serta 3.571 rumah terendam. Lalu ada 1.777 warga terdampak dan mengungsi di Tapin serta 112 rumah terendam banjir.
Tak hanya itu, 622 warga juga terdampak dan mengungsi di Banjar Baru serta 296 runah terendam banjir. Selain itu, di Tabalong terdapat 180 warga terdampak dan mengunsi serta 92 rumah terendam banjir.
Raditya menambahkan, Pemerintah Provinsi Kalsel telah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir pada 14 Januari 2021. Menurut dia, hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi menyebabkan banjir pada 12 Januari 2021 di Kalsel.