Jumat,  26 April 2024

Anies Ke RSUD Cengkareng, PAN Dan PDIP Kompak Nyinyir Bareng?

NS/RN
Anies Ke RSUD Cengkareng, PAN Dan PDIP Kompak Nyinyir Bareng?
Zita Anzani

RN - PDIP dan PAN kompak. Dua partai ini bukannya membantu penanganan Corona tapi terkesan malah nyinyir bareng. 

PAN dan PDIP menuding Anies Baswedan soal penanganan Corona. Seperti diberitakan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menyambangi ruang rawat Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cengkareng pada Sabtu (23/1/2021). Kunjungan tersebut guna mengecek dan memastikan kebutuhan sarana dan prasarana untuk penanganan Covid-19.

"Kalau hari ini ditanya, kondisi DKI kewalahan. Jumlah positif Corona naik pesat, rumah sakit penuh, puskesmas kelimpungan, banyak pasien COVID berkeliaran," kata penasihat Fraksi PAN DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani, saat dihubungi, Minggu (24/1/2021).

BERITA TERKAIT :
PDIP Godok Calon Gubernur Jakarta, Dari Ahok, Om P, Andika Hingga Basuki Lagi Diolah
Korupsi Covid-19 Di Kemenkes, KPK Jangan Ragu Borgol Para Pemain APD?

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini juga menegaskan meningkatnya kasus positif bukanlah satu-satunya tolok ukur kinerja Pemprov DKI dalam menangani pandemi COVID-19 ini. Zita menyebut banyak faktor yang menyebabkan kasus positif Corona di DKI meningkat.

"Banyak faktor memang ikut kontribusi terhadap naiknya COVID di DKI. Jadi kurang fair kalau hanya mengukurnya dari kinerja Pemprov DKI," tegasnya.

Politikus PAN ini menilai Anies ataupun Pemprov DKI semestinya memandang COVID-19 akan panjang penyelesaiannya. Sebab, kasus COVID-19 di Ibu Kota sangatlah besar.

"Ya benar, itu yang Pak Gubernur sampaikan. Jakarta sudah terlebih siap, karena memang kasus Corona pertama kali terdeteksi juga di Jakarta, meledaknya kasus Corona juga di Jakarta. Jadi ya wajar dan sudah menjadi tugas seorang pemimpin untuk siap. Bahkan siap di awal hingga akhir," jelasnya.

Begitu juga dengan PDIP. Anggota DPRD Fraksi PDIP, Jhonny Simanjuntak menuding kalau Anies hanya bela diri.

"Saya pikir itu kan hanya sekadar pembelaan diri. Terbukti ketika DKI waktu itu diberikan kesempatan untuk melakukan PSBB rem darurat yang diperketat nggak signifikan dan DKI ini yang seterusnya, sejak mulai PSBB yang perketat terus diperpanjang sampai yang nanya PSBB transisi," kata Jhonny, Minggu (24/1/2021).

Dia menilai selama ini Pemprov DKI Jakarta gagal dalam menggerakkan komponen masyarakat dalam penanganan COVID-19. "Pemprov lemah dalam implementasi kebijakan yang berlaku. Itu dari dulu saya katakan, dia nggak pernah hanya pernyataan. Mereka pernyataan-pernyataan hanya membela diri. Pernyataan Gubernur sama Wagub sama saja, mereka bermain di narasi. Pak Gubernur turun dong ke masyarakat, ngobrol bareng," tegasnya.