Jumat,  22 November 2024

Bangga Dipecat dari Demokrat, Marzuki Alie Dicap Lebay

DIS/NS/RN
Bangga Dipecat dari Demokrat, Marzuki Alie Dicap Lebay

RN – Mantan Sekjen Partai Demokrat Marzuki Alie mengaku bangga dipecat oleh Partai Demokrat yang membesarkan namanya. Namun pernyataannya tersebut dicap lebay.

Seperti diketahui, Partai Demokrat memecat Marzuki Alie sebagai kader. Marzuki Alie dinilai telah melakukan pelanggaran kode etik dan AD/ART partai terkait ucapan dan tingkah lakunya terkait kebencian dan permusuhan kepada partai.

Selain Marzuki Alie, PD memberhentikan sejumlah kader yang terbukti terlibat KLB secara ilegal terkait pengambilalihan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Nama-nama kader partai, seperti Jhoni Allen Marbun hingga Darmizal, dipecat dari anggota Partai Demokrat.

BERITA TERKAIT :
Gelar Tasyakuran Di Dapil II Jakarta Utara Bareng Akar Rumput Demokrat, Bunda Neneng Mulai Gaspoll Menangkan Pasangan RK-Suswono
Wow, AHY Klaim Kinerjanya Kinclong Babat Mafia Tanah

Marzuki Alie justru mengaku bangga dipecat sebagai kader PD. "Saya bangga dipecat oleh orang-orang yang nggak beres, para perampok partai, para tukang palak, nggak malu saya (dipecat)," kata Marzuki kepada wartawan, Jumat (26/2) lalu.

Menanggapi hal ini, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief meminta Marzuki Alie untuk tidak terus-terusan mengumbar fitnah dan dusta.

"Pecat memecat itu ada dalam aturan AD/ART partai. Kesempatan anda membela diri pun ada mekanismenya di kongres selanjiutnya. Jangan lebai Pak @marzukialie_MA," kata Andi Arief dalam cuitan yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (27/2)

Andi Arief pun memberikan sindiran terhadap tujuh komplotan yang disebut hendak melakukan kudeta PD. "Kalau terus menerus megumbar fittnah dan dusta, hukum negara yang bicara. Yakin 7 golpista sebersih malaikat?," ujarnya.

Lebih lanjut, Andi Arief mengatakan banyak sistem kepartaian Indonesia yang melahirkan partai dengan sosok ketokohan kuat. Ia menilai peran tokoh dalam sistem kepartaian sangat mempengaruhi elektabilitas partai modern.

Ia pun mencontohkan Partai Gerindra yang identik dengan Prabowo Subianto, NasDem yang erat dengan sosok Surya Paloh, dan Partai Demokrat yang dengan sosok Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Generasi ketiga sistem kepartaian Indonesia lahirnya partai tokoh Gerindra Prabowo, Hanura Wiranto, PKPI Bang Yos, Nasdem Surya Paloh, Demokrat karena Pak SBY. Kenyataan sejarah karena partai2 ini bukan partai Core. Peran tokoh pengaruhi elekt Masih jauh sebagai partai modern," cuitnya.

Bahkan, Andi Arief mengatakan Marzuki Alie, Yos Sudarso, dan Jhoni Allen gagal menjadi anggota legislatif (aleg) pada 2014 karena Partai Demokrat tidak memiliki tokoh capres kuat. Ia juga mengatakan ada perbedaan antara partai tokoh dan partai dinasti.

"Omong kosong party building dan pengurus semata2 dan hanya itu. Memang ada faktoe itu,sebagai penyebab utama partai demokrat berahan, pak @marzukialie_MA, Jhoni alenYos Sudarso 3 Golpista gagaladi aleg 2014, karena demokrat tak miliki tokoh capres dan internal diterpa malasalah," katanya.

"Partai Tokoh dan dinasti hati2 mensikapinya. Partai tokoh mirip dan hampir sama dg dinasti jika melihatnya keluarr dari perspektif partai core dan tokohpenyebab partai itu hidup, bertaha, besar. Sudah 2 partai alami kegagalan dapat tokoh pas dan miliki elekt utk besarkan partai," imbuhnya.