Senin,  25 November 2024

Siap Pertaruhkan Leher, Apa Moeldoko Tantang AHY?  

NS/RN/NET
Siap Pertaruhkan Leher, Apa Moeldoko Tantang AHY?  

RN - Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko siap mempertaruhkan leher. Ketua Umum Partai Demokrat (PD) hasil Kongres Luar Biasa (KLB) ini mengaku, dirinya tetap komitmen.

Moeldoko kembali bersuara terkait tudingan sejumlah kalangan militer yang mengaitkan kiprahnya di partai berlambang bintang mercy itu. Moeldoko mengaku sikapnya tak pernah berubah sebagai mantan prajurit TNI dan sebagai warga sipil saat ini.

"Ini Moeldoko tidak pernah berubah, dan tidak akan pernah berubah. Kita perlu kritis melihatnya. Tuduhan itu tergantung bagaimana konteksnya dan siapa yang berbicara," kata Moeldoko melalui tayangan video yang diunggah melalui Instagram pribadinya, Selasa (30/3/2021).

BERITA TERKAIT :
Nggak Mau Kalah Dari Gen Z, Emak-emak Kader dan PKK Penjaringan Ikut Pelatihan Komputer
Dapat Jatah Menko, AHY Sumringah Tapi Merendah 

"Saya yakin Prajurit TNI tidak akan mudah diprovokasi, karena selama saya memimpin, saya selalu menanamkan kebajikan juga kesejahteraan dan profesionalisme, dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu," ungkap Moeldoko.

Moeldoko menegaskan, pilihan dirinya menerima pinangan sebagai Ketua Umum PD adalah pilihan pribadi dan hak politiknya sebagai seorang sipil. Sehingga, ketika dirinya bertugas di militer, tugasnya adalah mengawal stabilitas dan juga demokrasi.

"Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang saya lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis. TNI bermain di ruang sempit, tetapi dengan seni kepemimpinan, situasi itu saya hadapi. Dan pada pemilu 2014 semuanya telah berjalan dengan baik," ujarnya.

Menurut Moeldoko, saat ini dirinya sebagai sipil, maka dia mengaku tetap konsisten dengan tugas tersebut. Yaitu tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hatinya, dan mengalir dalam darahnya.

Sedangkan, ia menganggap, ada orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri, mengorbankan jiwa nasionalismenya dan jiwa Pancasilanya. Padahal tidak ada yang menggubrisnya.

"Moeldoko tidak seperti itu. Saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan," ucapnya.

"Saya konsisten, saya rela mempertaruhkan leher saya untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih. Tetapi, jika ada yang berusaha merusak ke Indonesiaan kita, saya akan berdiri memimpin untuk meruntuhkannya," pungkas Moeldoko.