RN – Keinginan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terkait adanya regenerasi kepemimpianan di Partai Banteng terancam menimbulkan faksi antara Prananda Prabowo dan Puan Maharani.
Menanggapi hal ini elite PDIP, Hendrawan Supratikno, mengungkap perintah Megawati kepada Prananda dan Puan yang memiliki beda peran. Dia menyinggung soal AD/ART PDIP yang disebutnya mengatur Ketum PDIP yang baru diputuskan oleh Megawati selaku Ketum petahana.
"Dalam AD/ART PDI-P sudah jelas, ketum yang baru diputuskan oleh ketum petahana. Jadi tidak perlu ada kubu-kubuan, dukung mendukung, atau seru menyeru. Ibu Megawati yang akan memutuskan," kata Hendrawan.
BERITA TERKAIT :Modus Baru Penipuan Siber, Klik Saya Bukan Robot, Duit Di Rekening Langsung Ludes
Wakil Ketua DPRD Kab Bekasi Dibui, Kader PDIP: Kita Pesta Bung Leman Diborgol
Hendrawan kemudian mengungkap beda peran antara Prananda dan Puan di PDIP. Dia mengatakan pembagian peran itu merupakan perintah dari Megawati.
Menurut Hendrawan, Megawati memerintahkan Puan bergerak di hilir PDIP seperti eksekutif hingga legislatif. Sementara Prananda, kata Hendrawan, bergerak di hulu seperti mengkonsolidasi partai.
"Selama ini ada dua anak ketum yang terlibat dalam kegiatan partai, yaitu Bu Puan Maharani dan Mas Prananda Prabowo. Bu Puan lebuh banyak bergerak di 'hilir' atau fraksi, eksekutif, dan hubungan antarlembaga, Mas Nanan lebih banyak di 'hulu' atau konsolidasi partai, penempatan kader di badan/organisasi sayap," ujar senior PDIP itu.
Nah, gerak Prananda dan Puan itu disebutnya sebagai sinergi untuk membangun PDIP. Gerak seperti ini disebutnya berasal dari perintah Megawati.
"Jadi yang dibangun adalah sinergi hulu-hilir. Ketum membangun arsitektur kewenangan ini untuk memperkokoh integrasi internal," ujarnya.