RN - Ibu Wati memang lagi viral. Ibu mencurigai tetangganya sebagai babi ngepet, diusir puluhan warga dari tempat tinggalnya.
Sementara saat ini banyak warga Sawangan, Depok yang baisa dipanggil Wati menolak dipanggil Wati. "Saya sudah minta agar tidak dipanggil Ibu Wati. Karena nama saya Sukmawati lho," tegas ibu dua anak warga Pengasinan, Sawangan ini, Sabtu (1/5).
Sukmawati memang baisa dipanggil Ibu Wati oleh teman dan tetangganya. Tapi, pasca insiden babi ngepet dia banyak dapat WhatsApp (WA). "Dikira saya, akhirnya saya dan suami putuskan tidak lagi mau dipanggil Ibu Wati tapi Ibu Sukma," terangnya.
BERITA TERKAIT :Warga Sawangan Ke Bandara Soetta Kini Bisa Naik DAMRI, Cuma Bayar Rp 50 Ribu
Reparasi Jok Motor Sawangan Depok, Ipul Buruan Bikers
Sementara Wakil Wali Kota Depok Imam Budi Hartono meminta agar permasalahan babi ngepet ini diselesaikan dengan kepala dingin.
Imam berpendapat persoalan babi ngepet yang disampaikan Wati ini sebetulnya persoalan kecil. Menurutnya, masyarakat hanya perlu berlapang dada lantaran Wati sudah meminta maaf terkait tindakannya.
"Masalah kecil saja menurut saya, saling melapangkan hati, melapangkan pikiran gitu terhadap permasalahan ini, keberatan terhadap adanya fitnah tersebut kepada seseorang, terus yang bersangkutan sudah minta maaf. Kalau nggak puas, kan bisa ada pernyataan tertulis begitu," ucapnya.
Imam pun mengingatkan agar masyarakat bisa saling memaafkan di bulan Ramadhan. Karena itu, dia mendorong agar persoalan Wati ini diselesaikan secara kekeluargaan.
"Sebagai salah satu ya asam-manis kehidupan kan biasa, diselesaikan secara kekeluargaan saja. Supaya yang bersangkutan tidak lakukan hal itu lagi, buat secara tertulis gitu," ujarnya.
Sebelumnya, kasus Ibu Wati yang viral gegara menuding tetangganya menjalani ritual pesugihan babi ngepet lantaran si tetangga menurutnya menganggur tetapi kaya berbuntut panjang. Warga masih tidak terima meski Wati meminta maaf dan memintanya pergi meninggalkan wilayah tersebut.
Ketua RW 10 Kampung Baru, Desa Ragajaya, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Syarif Nurzaman, mengatakan, sekitar pukul 15.00 WIB, massa kembali menyambangi rumah Wati. Mereka mengusir Wati dari wilayah tersebut.
"Warga Kampung Baru nggak terima cukup begitu saja, minta maaf. Banyak yang mau melaporkan ke polisi," kata Nurzaman saat dihubungi lewat telepon, Kamis (29/4/2021).
Nurzaman mengatakan sudah menengahi peristiwa itu. Emosi massa sudah terkendali, tapi warga menuntut Wati segera pindah dari Kampung Baru, Desa Ragajaya.
"Akhirnya mereka menuntut Ibu Wati harus pindah. Kondisi sudah terkendali. Ibu Wati juga udah beres-beres pindah," ujarnya.
Komentar warganet soal Ibu Wati di media sosial.