RN - Mesti masih lama digelarnya pesta demokrasi Pemilihan Umum Kepala Daerah, namun konstalasi pemanasan petak politik di Kota Bekasi sudah terlihat sejak dini, bahkan menjadi perbincangan hangat dikalangan Elit Politik juga Pengamat Politik.
Baru-baru ini, dua kekuatan Partai besar disebut-sebut bakal berkoalisi pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Bekasi 2024 mendatang. Kedua Partai tersebut adalah PDI Perjuangan dan PKS.
Sahat P Rikky Tambunan, salah seorang Pengamat Politik mengutarakan, menghubung PKS dan PDI Perjuangan itu ibarat Air dan Minyak! Ideologinya berbeda, ini sejak jaman Orde Lama.
BERITA TERKAIT :RIDO Kalah Di-Survei Dengan Pram-Rano, KIM Plus Masih Mandek Akibat Janda Kaya
Jelekin M2 Dan Pepen, Herkos Seperti Pepatah Buruk Rupa Cermin Dibelah?
"Meski sulit untuk dirasionalisasikan tapi koalisi ini bisa juga di coba-coba,” ujar Rikky Tambunan yang juga selaku Ketua Presidium Marhaen 98, Senin (3/5/2021).
Sebenarnya, kata Rikky, koalisi itu hanya manuver politik. Karena kedua ideologi Partai hampir bisa dikatkan tak akan ketemu.
"Yang satu Islamisme Fundamental, yang satu lagi Nasionalis Tulen. Fenomena menyantunya koalisi PDIP-PKS ini muncul setelah DPP PKS dengan DPP PDI Perjuangan bertemu dikantor pusat PDIP di Jalan Ponogoro, Jakarta Pusat Selasa 27 April 2021 lalu," ungkap Rikky.
Rikky menambahkan, PKS menolak Megawati itu sejak tahun 1999, angle (sudut pandangnya) tidak bisa ketemu, PKS dan PDIP tidak ada coba-coba.
"Syarat dukungan 20 persen kursi Parlemen dalam Pilkada memantik fenomena politik. Panas persaingan partai di ranah Pilkada pasti akan terjadi. Kita tahu, PKS dan PDIP merupakan dua Partai yang paling banyak memiliki kursi Parlemen di Kalimalang, yakin PKS dan PDIP. Namun yang pasti, menurut saya menyatukan kedua Partai ini adalah tindakan yang Ambigu. Masa Islam dan Nasionalis, bisa jadi akan meninggalkan kedua Partai ini, islam ninggalin PKS dan Nasionalis ninggalin PDIP? Saya pastikan ini (Koalisi PKS - PDIP) tidak akan terjadi. Karena, dua Partai ini berideologi yang bertolak belakang. Tidak ketemu, seperti minyak dan air," cetus Rikky.