Jumat,  26 April 2024

Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei, Bumil Harus Sembunyi di Kolong Tempat Tidur

DIS/RN
Gerhana Bulan Total Terjadi 26 Mei, Bumil Harus Sembunyi di Kolong Tempat Tidur

RN - Gerhana Bulan Total atau Super Blood Moon bakal terjadi pada 26 Mei mendatang. Peneliti Observatorium Bosscha Yatny Yulianti mengatakan, fenomena gerhana bulan tersebut merupakan fenomena yang normal terjadi akibat revolusi bulan mengelilingi bumi. 

Namun karena bulan berada di jarak terdekatnya dengan bumi, maka bulan akan tampak lebih besar dibanding biasanya.

"Ini fenomena yang normal, masyarakat di seluruh wilayah Indonesia bisa melihat Super Blood Moon. Yakni bulan tampak lebih besar dan lebih merah karena pembiasaan cahaya matahari oleh lapisan atmosfer bumi," katanya, Jumat (21/5/2021).

BERITA TERKAIT :
Viral! Bumil Ngidam Jadi Pengantin dan Diarak Keliling Kampung

Dia menjelaskan, di wilayah Bandung Gerhana Bulan Total akan dimulai pada pukul 15.47 WIB. Namun pada waktu tersebut bulan belum terbit. Sehingga masyarakat harus menunggu bulan terbit di pukul 17.35 WIB untuk bisa mulai bisa melihat gerhana. 

Gerhana Bulan Total akan dimulai pada 18.11 WIB dengan puncak gerhana akan terjadi pukul 18.18 WIB. Fase totalitas akan berlangsung selama sekitar 14 menit hingga kemudian seluruh rangkaian gerhana akan berakhir pada 20.49 WIB. Imbas yang diberikan dari fenomena Gerhana Bulan Total pada kondisi alam yakni terjadinya arus pasang di laut. 

Untuk mengamati fenomena astronomi tersebut, pihak Observatorium Bosscha menyediakan program pengamatan malam virtual bagi masyarakat. Mengingat pengamatan langsung belum bisa dilakukan dampak pandemi Covid-19. Masyarakat bisa ikut menyaksikan pengamatan Gerhana Bulan Total melalui channel YouTube Bosscha mulai pukul 17:00 WIB. 

"Yang menarik gerhana bulan ini dapat disaksikan di seluruh wilayah Indonesia dan diamati oleh mata, tidak perlu menggunakan bantuan alat optik khusus," ucapnya.

Tapi, di balik indahnya fenomena tersebut tersimpan beberapa mitos terkait Gerhana Bulan Total. 

Pertama, Gerhana Bulan penyebab bencana. Fenomena gerhana bulan sering dikaitkan dengan kehadiran bencana. Merujuk dari penjelasan alamiahnya, Gerhana Bulan terjadi karena posisi bulan sejajar dengan bumi dan matahari. 

Hal ini menyebabkan pasang surut air laut saat terjadi gerhana bulan mengalami perubahan yang signifikan dari biasanya. Alhasil, mitos ini terbantahkan oleh pusat geologi Amerika Serikat. 

Kedua, kehadiran iblis saat terjadinya gerhana. Menurut bangsa Mesopotamia kuno, kehadiran fenomena Gerhana Bulan dipandang sebagai pertanda buruk. Mereka percaya terjadinya gerhana bulan lantaran diserang tujuh iblis. 

Sementara untuk skenario di Bumi, dipercaya bahwa Gerhana Bulan merupakan waktu yang tepat untuk menyerang para raja.

Ketiga,    bumil dilarang lihat Gerhana Bulan. Masyarakat India menganjurkan bumil untuk tidak melihat fenomena gerhana bulan. Mitos yang beredar di sana, jika bumil melanggar, maka anak yang dikandungnya akan terlahir dengan kondisi cacat fisik. Selain melihat gerhana bulan, bumil juga dilarang keluar rumah saat fenomena gerhana bulan berlangsung. 

Bahkan di Indonesia, saat terjadi Gerhana Bulan, bumil harus sembunyi di balik kolong tempat tidur.

Keempat, Bulan dilahap jaguar. Masyarakat Tidore yang percaya kalau bulan bisa dimakan. Hal ini juga dipercayai suku Inka bahwa gerhana bulan total terjadi lantaran Jaguar memakan bulan. warna merah yang menjadi ciri khas sinar gerhana bulan dianggap darah bulan setelah dilahap Jaguar.

Suku Inka juga takut acap kali gerhana bulan terjadi. Mereka juga percaya sang Jaguar akan turun ke Bumi untuk memangsa umat manusia.