RN - Partai Bulan Bintang (PBB) membocorkan salah satu poin isi pertemuan. Dalam pertemuan dengan partai gurem, Jokowi mengaku tidak setuju dengan Amandemen UUD 1945.
Bahkan Jokowi tidak setuju dengan perpanjangan jabatan atau hingga tiga periode. Hal itu ditegaskan Sekjen Partai Bulan Bintang (PBB) Afriansyah Noor.
Dia menyebut dalam pertemuan tersebut Presiden Jokowi sempat menyampaikan penolakan perpanjang jabatan.
BERITA TERKAIT :Megawati Muncul Usai Jokowi Turun Di Jateng & Jakarta, Tuding Aparat Gak Netral
Jokowi Getol Endorse RIDO, Dendam Ke PDIP Atau...?
Awalnya Afriansyah mengungkap terkait inti pertemuan antara Presiden Jokowi dan para pimpinan partai pendukung pemerintah nonparlemen siang tadi. Pertemuan itu dihadiri oleh pimpinan Partai Perindo, Partai Hanura, PSI, PBB, dan PKP. Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra tak hadir dalam pertemuan tersebut.
"Nah, dalam pertemuan tadi, Presiden menyampaikan 3 pesan, pesan pertama soal penanganan pandemi COVID-19, soal kedua soal perekonomian Indonesia saat ini di tengah pandemi COVID-19, soal ketiga pemindahan ibu kota negara," kata Afriansyah saat dihubungi, Rabu (1/9/2021).
Afriansyah menyebut setiap partai diberi kesempatan untuk menanggapi. Kemudian dia sempat memberi tanggapan berkaitan dengan amandemen terbatas UUD 1945.
"Cuma giliran saya yang mewakili PBB, setelah menanggapi persoalan pandemi, persoalan ekonomi, dan persoalan Ibu Kota negara, saya menambahkan pesan dari Ketum PBB soal amandemen terbatas, ya kan, sebagai Ketum saya sampaikan Ketum PBB siap memberi masukan, siap memberikan semacam arahan atau masukan untuk amandemen terbatas," ucapnya.
Saat inilah, kata dia, Presiden Jokowi lalu menjawab bahwa dirinya menolak usulan amandemen UUD 1945. Dia menyebut Jokowi menyerahkan persoalan itu kepada MPR RI.
"Nah, selesai kita beri tanggapan Presiden merespons kembali kita semua, termasuk lah soal amandemen yang saya sampaikan, Presiden menjawab bahwa soal amandemen baik terbatas atau tidak, saya tidak setuju, ya kan, itu diserahkan kepada MPR saja ya kan, karena kaitannya takutnya diarahkan macem-macem," ujarnya.
Tak hanya itu, Afriansyah menegaskan Presiden Jokowi juga menolak rencana perpanjangan jabatan 3 periode. "Iya betul 3 periode dia tidak setuju, perpanjangan pun dia tidak setuju," imbuhnya.
Seperti diberitakan, beberapa elemen telah menggaungkan agar jabatan Jokowi diperpanjang. Ada juga yang menghembuskan isu agar Jokowi bisa tiga periode.
Untuk memuluskan itu semua maka harus ada amandemen UUD 1945. Karena dalam aturan jabatan Presiden maksimal hanya dua periode.
"Ada yang ngomong presiden dipilih 3 periode, itu ada 3. Ingin menampar muka saya, ingin cari muka, padahal saya punya muka. Ketiga ingin menjerumuskan. Itu saja, sudah saya sampaikan," ucap Jokowi, beberapa waktu lalu.