Kamis,  25 April 2024

Aksi Kejam Taliban Saat Tembak Mati Polisi Wanita Di Hadapan Keluarganya 

NS/RN/NET
Aksi Kejam Taliban Saat Tembak Mati Polisi Wanita Di Hadapan Keluarganya 
Ilustrasi

RN - Aksi brutal militan Taliban kembali mencuat. Kali ini yang menjadi korbannya adalah seorang polisi wanita. 

Taliban menembak polisi wanita itu di Afghanistan sebuah ibu kota provinsi. Kabarnya polisi itu sedang hamil dan tewas di hadapan keluarga. 

Dikutip dari BBC yang oleh media lokal dilaporkan bernama Banu Negar dan tewas di depan para kerabatnya di rumah keluarga di Firozkoh, ibu kota provinsi Ghor, Afghanistan bagian tengah.

BERITA TERKAIT :
Dudung Tokoh Teladan Militer Indonesia, Bisa Jadi Inspirasi Generasi Mendatang
Momen Hadi Tjahjanto Terima Medali dari WaKSAU Prancis: Kebetulan Teman Sekelas Saya di Paris

Pembunuhan ini terjadi di tengah banyak laporan tentang meningkatnya penindasan terhadap perempuan di Afghanistan.

Taliban mengatakan kepada BBC bahwa mereka tidak terlibat dalam kematian Negar dan sedang menyelidiki insiden tersebut.

Juru bicara Zabiullah Mujaheed mengatakan: "Kami menyadari insiden itu dan saya mengkonfirmasi bahwa Taliban tidak membunuhnya, penyelidikan kami sedang berlangsung."

Ia menambahkan bahwa Taliban telah mengumumkan amnesti bagi orang-orang yang bekerja untuk pemerintahan sebelumnya, dan menganggap pembunuhan Negar sebagai "permusuhan pribadi atau sesuatu yang lain".

Detail insiden tersebut masih samar karena banyak orang di Firozkoh takut akan tindakan balasan jika mereka berbicara. Tetapi tiga sumber mengatakan kepada BBC bahwa Taliban memukuli dan menembak mati Negar di depan suami dan anak-anaknya pada hari Sabtu.

Kerabat Negar memberikan foto yang dengan jelas menunjukkan percikan darah pada dinding di sudut ruangan dan sebuah jenazah dengan wajah yang sangat rusak.

Keluarga mengatakan bahwa Negar, yang bekerja di penjara setempat, sedang hamil delapan bulan.

Tiga pria bersenjata datang ke rumah pada hari Sabtu dan menggeledahnya sebelum mengikat para anggota keluarga, kata kerabat Negar.

Sejak mengambil alih kekuasaan pada 15 Agustus, Taliban telah berusaha untuk mencitrakan diri mereka sebagai kelompok yang lebih toleran, namun insiden kebrutalan dan penindasan masih dilaporkan di beberapa daerah di Afghanistan.