Jumat,  26 April 2024

Erick Tohir Sebut Unicorn Dalam Negeri Dikuasai Asing 

NS/RN
Erick Tohir Sebut Unicorn Dalam Negeri Dikuasai Asing 

RN - Ternyata unicorn dalam negeri banyak dikuasai oleh asing. Unicorn adalah startup yang memiliki nilai valuasi minimal di satu dolar USA. 

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erik Tohir mengungkapkan, Indonesia kini baru mempunyai lima unicorn. Namun, para unicorn tersebut lebih banyak didanai oleh pihak asing.

"Selama ini banyak unicorn itu dananya dari asing semua, kenapa, ya bukan salah asingnya, salah kitanya. Karena kita tidak pernah ada di belakang mereka," kata Erik Tohir di Kampus STMIK Primakara, Denpasar, Bali, Minggu (19/9/2021).

BERITA TERKAIT :
Dirujak Netizen Akibat Meludah, Karyawan Pertamina Belum Dipecat 
Eks Dirut PT HK & Sanitarindo Tangsel Jaya Digarap, KPK Korek Korupsi Tol Trans Sumatera  

Karena itu, Erik Tohir berharap bila ada startup yang berpotensi jadi unicorn dan founder-nya orang Indonesia, maka pembiayaan terbesar juga harus dari dalam negeri. Ia kemudian mendorong BUMN di Indonesia untuk investasi di startup.

Erik memaparkan, sejauh ini sudah ada lima BUMN yang berinvestasi pada startup, mulai dari Telkom di 57 startup, Telkomsel 15, BRI 15, Mandiri Capital 15. Selain itu, BNI kini juga mulai masuk berinvestasi di startup.

"Sekarang BNI juga mulai masuk. Kemarin direksinya saya panggil. Tetapi cukup lima saja, karena kebiasaan BUMN kalau dibuka semua pada investasi di startup," kata Erik Tohir.

Menurut Erik Tohir, jumlah lima unicorn di Indonesia masih kalah jauh dibandingkan negara lain seperti China di angka 100an dan Amerika 250an. Erik Tohir berharap, Indonesia bisa memiliki unicorn paling tidak seperempat dari China, yakni sekitar 25 unicorn.

"Masak kita tidak bisa (mencapai) seperempat China, jadi dari lima potensinya ke 25. Jadi ada 20 (penambahan)," terang Erik Tohir.

Di sisi lain, Erik Tohir mengapresiasi upaya Kampus STMIK Primakara karena telah memikirkan era digitalisasi. Era ini, menurutnya, akan terus menjadi gelombang besar yang harus dimenangkan oleh Indonesia. Salah satu yang harus diperbaiki dalam upaya memenangkan era digitalisasi adalah human capital.

"Dan tentu ini menjadi sebuah challenges yang terberat kalau kita tidak punya human capitalnya yang bisa untuk melakukan digitalisasi, yang akhirnya kita hanya menjadi market, produknya juga enggak punya," terang Erik Tohir.