RN – Broker internasional OctaFX telah berusia 10 tahun. Satu dekade ini ditandai dengan berbagai tonggak, 6,6 juta akun trading forex yang dibuka, 200.000 hadiah Trade & Win yang diberikan, lebih dari 102.000 followers di media sosial, 44 penghargaan dari industri forex yang diterima.
Selain itu, sudah lebih dari 100 negara yang menikmati pelayanannya, dan 500 juta transaksi yang berlangsung di platform semenjak pertama berdiri dan yang disebut, hanyalah segelintir dari pencapaian perusahaan tersebut hingga kini.
Untuk merayakan hari jadi yang istimewa, perusahaan fintech ini kembali mengingat sepuluh momentum sepanjang satu dasawarsa ke belakang yang berkaitan dengan kejadian forex dipastikan akan menghibur para pemerhati sejarah yang tengah membaca, Sabtu (25/9).
BERITA TERKAIT :Berbeda Dengan Polisi, Imigrasi Sebut WNA China Tewas OD
Kejadian yang memicu suatu tren jarang bersifat tersendiri atau hanya berdampak pada forex saja, biasanya mempengaruhi dan mengubah arah dunia keuangan secara keseluruhan.
Daftar berikut menunjukkan tampilan satu dekade melalui perspektif OctaFX.
Flash Crash 2010
Sekitar satu tahun sebelum berdirinya OctaFX, terjadi suatu hal yang dikenal dengan ‘Flash Crash 2010’. Tepatnya tanggal 6 Mei, dalam hitungan beberapa saat saja, pasar modal anjlok mengakibatkan kerugian hingga sekitar 1 triliun Dolar AS, kemudian recover beberapa hari kemudian. Jatuh dan bangkitnya pasar modal dalam jangka waktu yang singkat ini, berdampak besar terhadap kepercayaan pasar forex pada mata uang cadangan dunia.
2012 Initial Public Offering Facebook
Belum pernah ada initial public offering (IPO) dari perusahaan yang berhasil menarik perhatian dan imajinasi industri sedahsyat IPO Facebook tahun 2012. Pada tanggal 18 Mei tahun itu, saham IPO platform jaringan media sosial tersebut, divaluasi 38 Dolar AS dengan volume yang melonjak melebihi 16 miliar Dolar AS, yang membuatnya sebagai IPO perusahaan teknologi yang paling besar dalam sejarah pada saat itu. Per Juli 2021, saham Facebook berada di kisaran 341 dolar AS.
BREXIT 2016 (Termasuk Flash Crash Pasangan GBPUSD 2016)
Sekarang sudah menjadi pemahaman umum, namun pada Juni 2016, saat hasil pengambilan suara Brexit pertama diumumkan, menyebabkan kepanikan di Uni Europa, dunia barat, dan tentunya di Britania Raya.
Kebanyakan pengamat berasumsi, bahwa warga Inggris akan memilih untuk tetap bergabung dengan Uni Eropa. Poundsterling Inggris sempat menunjukkan tren naik tepat sebelum hasil pengambilan suara diumumkan, namun pasangan mata uang GBPUSD ditutup pada hari itu dengan penurunan 8%.
Harga Minyak Ambruk di 2016
Harga minyak mentah (crude oil) diperdagangkan antara 75 Dolar AS dan 115 Dolar AS per barel sepanjang pertengahan awal tahun 2010-an. Era harga tinggi yang berkepanjangan ini mengakibatkan produksi minyak serpih (shale oil) melonjak dan terjadinya revolusi teknologi hidrolika patahan (fracking) di Amerika Serikat.
Negara tersebut nyaris melipatgandakan produksi minyaknya di tahun 2014 (dibandingkan dengan tahun 2008), yang meningkatkan persediaan secara masif. Harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) jatuh nyaris menyentuh 26 dolar AS per barel di 2016. Hal ini menjadi tren yang tetap, dengan harga minyak terus mengalami masa sulit sepanjang pertengahan akhir dekade kemarin.
Fenomena Trump
Donald J. Trump memenangkan Pemilihan Presiden Amerika Serikat tahun 2016 terhadap pesaingnya, kandidat Demokrat dan mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat, Hillary R. Clinton.
Ini adalah suatu berita yang menggunjang perpetaan politik dunia dan mengukir efeknya pada sektor keuangan pula. Di antara kebijakan administrasi Trump yang paling berdampak antaranya adalah legislasi pada tahun 2017 yang berimbas pada potongan pajak sebesar 1,5 triliun Dolar AS yang menstimulasi keuntungan korporasi domestik melampaui 16% setahun kemudian.
Presiden yang Bercuit; Masyarakat Belajar Menikmati Tweet Trump
OctaFX merasa bahwa akun Twitter presiden Donald Trump yang sering tidak terkontrol pantas mendapatkan pembahasan tersendiri. Mantan presiden ini seringkali memutuskan posting opini pribadi terkait isu yang sensitif sekalipun, seperti kesepakatan nuklir Iran, hubungan dengan Korea Utara, Siria, dan Timur Tengah secara keseluruhan —biasanya dengan mengejutkan banyak pihak. Berpolitik melalui jaringan microblogging Amerika ini menambah persona politik Trump yang tidak tertebak dan memberi pengaruh cukup nyata terhadap sentimen pasar keuangan.
Jatuhnya Pasangan USDJPY dan AUDUSD di 2019 (Flash Crash)
Pada bulan Januari tahun itu, sebuah pernyataan resmi dari Apple dianggap sebagai penyulut flash crash. Perusahaan teknologi raksasa tersebut memberi perhatian pada perekonomian Cina yang tengah kesulitan sehingga mendorong para trader untuk melepaskan mata uang yang volatil, seperti Dolar Australia.
Banyak yang mengambil posisi pada yen Jepang, yang acapkali terjadi manakala perekonomian Cina berfluktuasi, sehingga berdampak pada pasangan tradingnya yang signifikan yakni pemerintahan Australia. Bagi mereka yang berada di komunitas trading profesional dan memiliki analisa serta penilaian strategi yang tepat, diuntungkan oleh konsekuensi ‘flash crash’ ini.
Kehadiran Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat
Di tengah pandemi virus COVID-19, Donald Trump sebagai presiden petahana, yakin akan dipilih ulang, kalah pada penantang Demokrat. Usai kontroversi dan drama politik yang memicu ketidakpastian pada masyarakat dan pasar, Joe Biden memenangkan pemilihan sekaligus mencetak rekor dengan menjadi kandidat presiden pertama yang menghimpun lebih dari 80 juta suara.
Kejadian ‘Black Swan’ Terhadap Crypto, Maret 2020
Sebagai pencetus awalnya revolusi cryptocurrency, jatuhnya Bitcoin ke nyaris 3.500 Dolar AS per koin, kehilangan nilai sekitar 80% dari awal yang tertinggi di kisaran 20.000 Dolar AS (Desember 2017).
Ethereum juga tertekan menyentuh 86 Dolar AS setelah pernah mencapai titik tertinggi hampir 1.500 dolar AS, yang menyeret keseluruhan pasar altcoin. Hanya segelintir yang menduga akan terjadi bull run terpanjang di sejarah crypto namun tidak mengira dugaan mereka meleset beberapa bulan lagi. Pakar sepakat bahwa krisis virus korona menjadi faktor utama yang mencetus crash ini.
Pandemi Virus COVID-19, 2020
Terakhir yang masih berlangsung, dan mungkin yang paling signifikan dari semuanya—pandemi global yang mengubah dunia. Banyak yang telah ditulis mengenai bagaimana pandemi COVID-19 serta upaya politik dan ekonomi yang dilakukan memberi dampak pada dunia keuangan, terutama fluktuasi kepercayaan terhadap dolar AS sebagai mata uang cadangan devisa dunia.