Jumat,  22 November 2024

FPSA Diyakini Sebagai Solusi Sampah Ibu Kota

RN/CR
FPSA Diyakini Sebagai Solusi Sampah Ibu Kota
-Net

RN - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Perumda Sarana Jaya berencana membangun dua Fasilitas Pengolahan Sampah Antara (FPSA). Diyakini, dua FPSA yang akan terbangun nantinya akan memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di ibu kota.

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan sejumlah pendekatan dalam penanganan sampah perkotaan. Salah satunya adalah mengolah sampah dengan teknologi ramah lingkungan. 

"Tahun ini sudah masuk proses lelang (FPSA). Kita doakan, Mudah-mudahan ke depan nanti setelah dibangun berproses kita tidak ada lagi masalah dengan sampah, insya Allah nanti kita punya pengelolaan sampah yang berteknologi tinggi baik seperti negara-negara maju di dunia," ujar Ahmad Riza Patria di Jakarta, Jumat (15/10/2021).

BERITA TERKAIT :
Bertahun-Tahun TPS Limo Depok Gak Beres Oleh Idris-Imam, Kini Pengelola Diseret Ke Bui Oleh KLH
Retribusi Sampah Rumah Tangga Mulai Dipungut Awal 2025, Dinas LH DKI Diminta Tingkatkan Pelayanan

Menurutnya, jumlah sampah yang dihasilkan DKI Jakarta cukup besar, mencapai 7800 ton per hari. Untuk itu, ucapnya, pengolahan sampah ini tidak hanya dengan pendekatan teknologi ramah lingkungan. 

Politisi Partai Gerindra ini menegaskan, penanganan sampah perkotaan akan dilakukan dengan pendekatan kolaborasi. Yakni, mengajak seluruh elemen masyarakat agar bisa mengolah sampah sejak dari sumber dengan gerakan Jakarta Sadar Sampah. 

Jakarta Sadar Sampah merupakan wadah kolaborasi guna mewujudkan Jakarta lebih bersih dan hijau. Mulai dari pemerintah, komunitas, bisnis hingga individu, diajak untuk bekerja sama dan turut terlibat melalui tiga aksi, yaitu mengurangi, memilah dan mengolah sampah. 

Direktur Keuangan Sarana Jaya Bima Priyo Santosa, pada diskusi virtual Balkoters Talk bertajuk 'Olah Sampah dengan Teknologi Ramah Lingkungan', mengatakan, masalah sampah di Jakarta bukanlah hal yang baru. Namun, dengan adanya fasilitas FSPA diharapkan bisa membantu ibu kota dalam menuntaskan masalah sampah. 

"Sampah ini hal yang urgent, important,  bagi Jakarta, yang kalau tidak ada penanganan itu mungkin tiga tahun atau empat tahun itu katanya Bantargebang bisa penuh. Dan kebayang ya, kalau Bantargebang penuh itu Jakarta seperti apa," katanya. 

Dirinya menilai, kerap kali masyarakat lebih menyoroti persoalan lain yang lebih terlihat seperti banjir dan macet. 

"Sampah itu orang mungkin tidak terlalu sadar, bahwa pengolahan sampah itu sangat signifikan sangat penting bagi perkotaan. dan itu yang menjadi tugas kita," ujarnya. 

Bima mengatakan, pihaknya oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta telah diamanatkan membangun dua FPSA di ibu kota. Sejauh ini, pengerjaan proyek masih dalam tahap lelang untuk menentukan mitra penggarapnya. 

Karena itu, sampai saat ini belum ditentukan lokasi untuk pembangunan dua FPSA ini sampai proses tender rampung.

"Kita berharap untuk nanti ada perkembangan yang signifikan di bulan November, sehingga kita berharap tahun depan ini sudah mulai aktivitas fisik dari project itu," jelasnya. 

Ia yakin, dua FPSA yang dibangun ini bakal memberikan dampak besar pada pengelolaan sampah di ibu kota yang masih mengandalkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang. Terlebih nantinya, sistem yang dibuat akan ramah lingkungan dan menggunakan teknologi modern.

Harus Sesuai Kapasitas

Guru Besar Teknik Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB), Enri Damanhuri menyarankan, pembangunan dua FPSA itu dibangun dengan pertimbangan matang sesuai dengan produksi sampah di ibu kota. Karena menggunakan teknologi modern, harus disesuaikan kapasitasnya agar pengelolaan berjalan maksimal. 

"Seberapa besar teknologi itu mampu mengurangi sampah, berat atau volumenya, kemampuan reduksi yang utama. Karena pengolahan sampah sasarannya bukan bukan menghasilkan sesuatu, tapi mengurangi produksi sebanyak mungkin," tuturnya. 

Selain itu, Sarana Jaya juga diminta agar memerhatikan penggunaan lahan yang ada. Begitu juga dengan dampak pencemaran lingkungan seperti bau atau polusi lainnya saat mengoperasikan FPSA. 

Pengelolaan sampah juga harus memerhatikan prinsip kemanfaatan dengan baik. Jika ada sisa makanan atau daun, ranting dan sejenisnya yang masih bisa dimanfaatkan agar bisa diolah seperti pembuatan kompos. 

"Jangan asal membeli yang murah meriah dua bulan dipakai setelah Tidak bisa digunakan kembali yang paling penting yang terakhir ini apa purna delivery-nya," pungkasnya.