Rabu,  17 April 2024

Kaum Nyinyir Denger Nih Soal Penyebab Banjir DKI 

NS/RN
Kaum Nyinyir Denger Nih Soal Penyebab Banjir DKI 
Ilustrasi banjir di Jakarta.

RN - Jakarta selalu dilanda banjir. Gelombang air bah terus terjadi lantaran ada beberapa faktor. 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan terdapat tiga tantangan yang dihadapi Pemprov DKI saat musim hujan. 

Hal pertama yakni untuk kawasan pesisir utara. Anies menyatakan kawasan utara Jakarta yang permukaan air lautnya lebih tinggi dan berpotensi menghadapi banjir rob.

BERITA TERKAIT :
Cuaca Ekstrem, Pemudik Waspada Ancaman Bahaya
DKI Hujan Sebentar, Banjir Dan Macet Di Mana-Mana 

"Mana front (penyebab) pertama kita sekarang berada di pesisir front pertama adalah pesisir pantai ketika permukaan air laut meningkat maka ada kawasan kawasan di Jakarta yang berpotensi mengalami rob ini front pertama yang harus diantisipasi," kata Anies di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (14/11/2021).

Lalu yang kedua yaitu saat hujan ektrem terjadi di dalam kota Jakarta. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu mengatakan kapasitas drainase jalanan utama di Jakarta mampu menampung air hujan dengan intensitas 100 milimeter (mm) per hari.

Sedangkan untuk perumahan, komplek, dan perkampungan hanya dapat menampung 50 mm per hari.

"Artinya bila dalam satu hari hujan terjadi di atas 100 mm maka akan terjadi genangan karena kapasitas daya tampungnya satu hari 100 mm per hari. Awal tahun ini kita mengalami 270 mm tahun 2020 bulan Januari 377 mm jadi kita pernah mengalami lebih dari dua kali kapasitas bahkan pernah hampir empat kali kapasitas," papar dia.

Kemudian tantangan ketiga yaitu saat hujan terjadi di wilayah selatan Jakarta atau di kawasan pegunungan. Anies menyatakan saat hujan maka air pegunungan akan mengalir ke kawasan pesisir atau ke Jakarta.

Sedangkan DKI Jakarta merupakan satu-satunya kota di Pulau Jawa yang dilewati 13 sungai.

"Bila volume air yg masuk ke Jakarta melampaui kapasitas sungai kita maka terjadi luberan ke kanan kiri sungai," ucapnya.

Lanjut Anies, kemampuan daya tampung sungai di Jakarta yaitu 2300 meter kubik perdetik. Sedangkan untuk Sungai Ciliwung berkapasitas 600 meter kubik perdetik.

"Jadi ketika volume dan debit air yang datang dari pegunungan pernah mencapai 3300 artinya jauh lebih tinggi daripada kemampuan daya tampung sungai kita. Maka kanan kiri sungai akan mengalami genangan," jelas dia.