Jumat,  22 November 2024

Perluas Akseptansi Pembayaran Digital, Bank DKI Luncurkan JakOne Abank

RN/CR
Perluas Akseptansi Pembayaran Digital, Bank DKI Luncurkan JakOne Abank
-Net

RN - Dorong penerapan inklusi keuangan di DKI Jakarta, Bank DKI meluncurkan JakOne Abank di Pasar Santa, Jakarta Selatan, Kamis (25/11/2021).

Kawasan tersebut, sekaligus menjadi projek percontohan digitalisasi pasar melalui program SIAP QRIS yang diusung oleh Bank Indonesia. 

Dalam acara itu, dihadiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza), Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia DKI Jakarta, Onny Widjanarko, Deputi Direktur Pengawasan Perbankan 3 dan Perizinan Otoritas Jasa Keuangan, Herlina Tampubolon, Direktur Utama PT Bank DKI, Fidri Arnaldy, Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Arief Nasrudin. 

BERITA TERKAIT :
Belajar di RPTRA PI Bareng Bunda PAUD, Anak-anak Didik Sumringah
QRIS Masih Gratis, Jika Ada Biaya Maka Bakal Kena Blacklist


Hadir juga dalam acara, Walikota Administrasi Jakarta Selatan, Munjirin, Kepala Dinas PPKUKM, Elisabeth Ratu Rante Allo, Wakil Kepala Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Chaidir dan Ketua Umum Kadin Jakarta Selatan, Akhmad Lafranta. 

Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy menyampaikan bahwa, JakOne Abank merupakan layanan perbankan tanpa kantor, dimana Bank DKI hadir melalui Agen dengan menggunakan perangkat Mobile Point of Sale (MPOS) untuk pembayaran pajak dan retribusi, pembayaran tagihan. 

Dengan menjadi JakOne Abank, nasabah/pedagang yang menjadi Agen dapat melayani berbagai transaksi perbankan dari masyarakat dan mendapatkan komisi dari setiap transaksi. 

"Semoga peluncuran JakOne Abank yang didukung SIAP QRIS ini dapat menghadirkan manfaat bagi kita semua terutama bagi pelaku UMKM, serta warga masyarakat yang semakin termudahkan untuk bertransaksi di pasar melalui layanan perbankan digital dan merupakan aplikasi Smart City 4.0 Jakarta sebagai Kota Berkolaborasi," tutur Fidri. 

Ia menambahkan, Bank DKI juga terus berinovasi melalui JakOne Abank. Pihaknya, lanjut dia, akan bersinergi dengan semua pasar yang dikelola oleh Pasar Jaya. 

"UMKM harus melakukan digitalisasi. Dan Bank DKI siap mendukung," ucapnya. 

Adapun Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria (Ariza) menyampaikan, sejalan dengan digitalisasi di berbagai sektor, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyambut baik kolaborasi Bank Indonesia dengan Bank DKI dan Perumda Pasar Jaya dalam rangka peluncuran JakOne Abank dan SIAP QRIS sebagai perekat yang mendukung digitalisasi pasar dan perwujudan Jakarta Smart City 4.0. 

"Pada hari ini JakOne Abank dan SIAP QRIS mulai dapat digunakan dalam transaksi jual beli di Pasar Santa yang dikelola Perumda Pasar Jaya melalui pemanfaatan JakOne Abank dan SIAP QRIS oleh para pedagang pasar," ucap dia. 

Ia berharap, melalui JakOne Abank dan SIAP QRIS, diharapkan akan turut mendukung program percepatan akses keuangan daerah melalui digitalisasi keuangan. 

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi DKI Jakarta, Onny Widjanarko, menyampaikan bahwa berkat kolaborasi yang baik, Indeks elektronifikasi transaksi Pemprov DKI Jakarta berhasil mencatatkan 90% atau yang tertinggi di Indonesia. Ia juga menyampaikan apresiasi dan terimakasih kepada Bank DKI dan Perumda Pasar Jaya yang telah memiliki semangat tinggi untuk mendigitalisasikan pembayaran kepada para pedagang di pasar Santa. 

Adapun di Pasar Santa, terdapat 1.151 kios, dan saat ini jumlah pedagang yang aktif sebanyak 510 pedagang yang dapat menjadi potensi untuk digitalisasi pasar melalui JakOne Abank. Tercatat sebanyak 463 pedagang telah membuka rekening di Bank DKI, dan sebanyak 259 telah menjadi merchant QRIS JakOne Mobile. 

Selain itu, terdapat 374 Kios yang melakukan pembayaran Biaya Pengelolaan Pasar (BPP) menggunakan autodebet melalui Cash Management System (CMS) ataupun JakOne Bills Bank DKI. 

Per Oktober 2021, Bank DKI telah memiliki 17 ribu merchant yang telah bergabung dengan layanan QRIS JakOne Mobile Bank DKI, dengan jumlah transaksi sebanyak 874 ribu dengan nominal transaksi mencapai Rp20 miliar. Pencapaian ini, menunjukan tren digitalisasi transaksi ekonomi dan keuangan digital yang semakin meningkat.