Jumat,  26 April 2024

Jelang 2024, Siasat Kaum Nyinyir Bakal Rusak Opini Anies 

NS/RN
Jelang 2024, Siasat Kaum Nyinyir Bakal Rusak Opini Anies 

RN - Bully memang sudah menjadi budaya di negeri ini. Bebasnya media sosial membuat kaum nyinyir asyik berselancar menuangkan konten-konten negatif. 

Lucunya, terkadang konten itu tidak bisa dibenarkan akurasi datanya. Dari penelusuran wartawan, konten negatif untuk menyudutkan Anies Baswedan seperti dikomando. 

Sasaran tembak ke Anies karena Gubernur DKI Jakarta itu sedang meroket. Jika dibandingkan dengan kepala daerah lain seperti Ganjar Pranowo dan Ridwan Kamil, nama Anies masih unggul.

BERITA TERKAIT :
Banjir Jakarta Gak Ada Obatnya, Butuh Gubernur Radikal Atau 1/2 Gila
DKI Hujan Sebentar, Banjir Dan Macet Di Mana-Mana 

Tapi Anies hingga kini enggan melaporkan akun-akun yang main bully dan menyebar hoax. 

Diketahui, Indonesia Political Opinion (IPO) merilis survei elektabilitas simulasi calon presiden 2024. Hasilnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menduduki posisi teratas.

Survei digelar pada 29 November hingga 2 Desember 2021 terhadap 1.200 responden. Metode survei menggunakan multistage random sampling (RMS) dengan sampling error 2,50 persen dan tingkat akurasi data 95 persen.

Survei menampilkan temuan tingkat keterpilihan terhadap 30 dan 15 nama tokoh yang masuk dalam simulasi Pilpres 2024. Ada sejumlah faktor persepsi yang mempengaruhi pilihan para responden.

Faktor tersebut adalah prestasi, wibawa, kejujuran, ketegasan, religius, dan lainnya. Prestasi menjadi faktor tertinggi yang mempengaruhi pilihan responden.

Berikut tingkat keterpilihan 30 nama tokoh pada simulasi pilpres:

1. Anies Rasyid Baswedan 21,3%

2. Sandiaga S Uno 13,8%
3. Ganjar Pranowo 11,6%
4. Agus Harimurti Yudhoyono: 10,2*
5. Prabowo Subianto 8,4%
6. Ridwan Kamil 7,5%
7. Zulkifli Hasan 4,2%
8. Puan Maharani 2,9%
9. Khofifah Indar Parawansa 2,0%
10. Erick Thohir 1,2%
11. Airlangga Hartarto 1,1%
12. Susi Pudjiastuti 1,0%
13. Sri Mulyani 0,9%
14. Mahfud Md 0,7%
15. Muhammad Zainul Majdi 0,6%
16. Tito Karnavian 0,5%
17. Bambang Soesatyo 0,3%
18. Gatot Nurmantyo 0,2%
19. Muhaimin Iskandar 0,2%
20. Tri Rismaharini 0,2%
21. Emil Dardak 0,1%
22. Surya Paloh 0,1%
23. Andika Perkasa 0,1%
24. Luhut Binsar Pandjaitan 0,1%
25. Bahlil Lahadalia 0,1 %
26. Salim Segaf Al Jufri 0,1%
27. Rizieq Shihab 0,1%
28. Ahmad Shaikhu 0,1%
29. Giring Ganesha 0,0%
30. Moeldoko 0,0%

Berikut tingkat keterpilihan 15 nama tokoh pada simulasi pilpres:

1. Anies Rasyid Baswedan 21,6%
2. Ganjar Pranowo 14,8%
3. Sandiaga S Uno 13,9%
4. Agus Harimurti Yudhoyono 10,0%
5. Prabowo Subianto 9,1%
6. Ridwan Kamil 5,2%
7. Zulkifli Hasan 4,3%
8. Puan Maharani 3,5%
9. Khofifah Indar Parawansa 1,9%
10. Erick Thohir 1,4%
11. Airlangga Hartarto 1,3%
12. Tito Karnavian 1,1%
13. Mahfud Md 0,9%
14. Muhaimin Iskandar 0,7%
15. Andika Perkasa 0,4%

Viral Sumur Resapan 

Harga sumur resapan Rp 80 juta per unit viral. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan narasi itu salah.

Dari video yang ditampilkan di media sosial, terlihat sumur resapan yang rusak dan tergenang. Lokasinya ada di sebelah got.


"Proyek 80 juta per sumur resapan. Hasilnya kayak gini, tentang jawabnya gimana Pak Gubernur DKI? Uang rakyat ini," cuit akun Flamboyan, 7 Desember 2021.

Saat salah satu akun menanyakan lokasi sumur resapan rusak tergenang dalam video itu, akun Flamboyan itu mengaku hanya melihat akun Instagram lain tapi pertanyaannya mengenai lokasi belum juga mendapatkan jawaban. 

Isi video itu sendiri juga mengandung narasi yang disampaikan suara seorang pria bahwa pembangunan satu sumur resapan itu adalah Rp 80 juta.

"Jadi (air) bukan ke tanah, tapi ke tabung. Dan beginilah kerjanya. Ini ada tiga liang, berarti tiga kali Rp 80 juta, berarti Rp 240 juta habis begini saja. Tolong pertanggungjawabannya nih. Jangan buat resapan malahan jadi berantakan begini," demikian suara pria dalam video itu.

Video itu juga dicuitkan oleh akun @Firman_nurhuda. Dia me-mention Dinas Sumber Daya Air Jakarta, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, dan Pemprov DKI Jakarta. Akun resmi Pemprov DKI Jakarta kemudian menanggapi laporan itu sembari menanyakan alamat lengkap dan patokan lokasi, tapi tak mendapat jawaban.

Sementara Kepala Dinas Sumber Daya Air Yusmada Faisal menanggapi laporan viral tersebut. Dia membantah kebenaran narasi viral bahwa pembangunan satu sumur resapan membutuhkan biaya Rp 80 juta.

"Rp 80 juta bagaimana? Cek saja harganya. Ada yang Rp 13 juta, ada yang di bawah itu juga. Yang jelas, ada harga di masing-masing kontraknya. Ya jelas salah kalau Rp 80 juta itu," kata Yusmada.

Dia sendiri belum mendapatkan kepastian di mana lokasi sumur resapan rusak nan misterius itu. Namun yang pasti, warga dapat melaporkan kerusakan sumur resapan ke Dinas Sumber Daya Air dan kontraktor yang mengerjakan sumur resapan.

"Tentang konstruksi, sebaiknya sampaikan kepada perusahaannya, atau ke Dinas SDA. Itu kan proyek sedang berlangsung," kata Yusmada.

Hingga saat ini, laporan mengenai keluhan terhadap sumur resapan banyak datang dari Jakarta Selatan. Misalnya, sumur resapan di Jl Lebak Bulus III, Jl Karang Tengah, Jl Agraria, Jl Intan, dan juga Jl Bona Indah. Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Selatan, Mustajab, juga masih mencari tahu di mana gerangan sumur resapan rusak seperti yang viral itu.

"Saya sudah cari juga, tiga hari lalu," kata Mustajab.

Kembali soal harga sumur resapan, sebelumnya Wakil Gubernur DKI Ahmad Riza Patria sudah pernah menjelaskan soal harga sumur resapan di Jakarta. Riza awalnya menjelaskan sumur resapan terdiri atas beberapa tipe. Tiap tipe memiliki biaya yang berbeda.

"Ada tipe Buis Beton dan tipe modular. Sebagai contoh, untuk buis beton harga berkisar di Rp 13,2 juta tipe buis beton berlubang heavy duty, ini harga termahal Adhi Mix. Sedangkan untuk tipe modular harga berkisar di Rp 7,3 juta per m3," kata Riza dalam keterangannya, 2 November lalu.