RN- Tahun 2021 memasuki masa akhir. Sejumlah tugas-tugas politik dan pemerintahan di DKI pun menjadi sorotan berbagai pihak, banyak yang menghujat kinerja Anies Baswedan, namun banyak juga pihak yang memuji kepemimpinannya.
Forum Politik Indonesia membuat kajian akhir tahun bahwa masalah warisan terkait kemacetan dan banjir masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang utama. Namun disisi lain keberhasilan Anies dalam melakukan integrasi transportasi dan memperkuat toleransi beragama di DKI dinilai berhasil.
"Kami melihat kinerja Anies cukup baik, walau ada masalah warisan yang masih jadi PR. Ini menjadi wajar, jika ada pihak-pihak yang takut Anies maju di 2024, karena dibeberapa survei kami, Anies mulai populer di luar DKI," ungkap Ketua Forum Politik Indonesia, Kang Tamil, kepada awak media, Kamis (30/12).
BERITA TERKAIT :DPRD Tangsel Tancap Gas, Kebut 12 Raperda Di 2025
PPP DKI Aja Ambruk, RIDO Bisa Kena Prank Sandiaga Uno?
Komunikolog ini juga mengatakan bahwa sistem birokrasi di DKI perlu dibenahi, karena indeks parameter kenyamanan masyarakat terhadap pelayanan publik di DKI menurun jika dibanding periode Jokowi.
"Perlu kita akui bahwa Pak Jokowi membuat standart pelayanan publik yang cukup tinggi, dan hari ini standart itu menurun. Saya kira Anies perlu tegas memperbaiki ini di akhir masa jabatannya," jelasnya.
Lebih lanjut Kang Tamil mengatakan bahwa ada pihak-pihak tertentu yang memfokuskan diri untuk mencari-cari sisi buruk kepemimpinan Anies, agar menjatuhkan citranya dihadapan publik. Namun ahli komunikasi politik ini mengatakan, bahwa hal itu bisa saja masuk sebagai strategi tertentu untuk membuat daya memori yang kuat pada masyarakat terhadap sosok Anies Baswedan.
"Penelitian kami, ada pihak yang memang khusus mencari-cari kesalahan Anies. Ini bisa saja karena mereka takut Anies semakin populer, atau memang grand design untuk meningkatkan memori masyarakat terhadap Anies. Intinya hal ini memberi keuntungan bagi elektoral Anies kedepan," paparnya.
Forum Politik Indonesia juga melakukan survei Top of Mind anggota DPRD terpopuler di dapilnya masing-masing, mereka adalah :
Dapil Satu : Prasetyo Edi Marsudi SH (PDIP)
Dapil Dua : Moh. Arifin (PKS)
Dapil Tiga : Moh. Taufik (Gerindra)
Dapil Empat : Hasbiallah Ilyas (PKB)
Dapil Lima : Adi Kurnia Setiadi, SH, MH (Gerindra)
Dapil Enam : Dr.Ir. H. Rasyid, H .Y. (PDIP)
Dapil Tujuh : Gembong Warsono, SIP, MM (PDIP)
Dapil Delapan : Habib Muhammad Bin Salam (PAN)
Dapil Sembilan : Hj. Rany Mauliani (Gerindra)
Dapil Sepuluh : Mery Hotma, SH (PDIP)
Diluar daftar tersebut, juga ada beberapa Legislator yang kepopulerannya hampir menyamai Legislator yang masuk dalam daftar Top of Mind. Mereka adalah ; Syahroni (PKB) di dapil empat, lalu Purwanto (Gerindra) dan Dedi Supriadi (PKS) di dapil delapan, serta Nur Afmi Sajim (Demokrat) di dapil sembilan.
Kang Tamil mengatakan hasil surveinya menunjukan bahwa Legislator favorit ditiap dapil masih didominasi oleh PDIP dan Gerindra. Top of Mind ini memberi gambaran kepada kita bahwa anggota dewan tersebut melekat dalam ingatan masyarakat, dan hal tersebut bisa disebabkan karena seringnya mereka turun ke masyarakat atau tingginya kontroversi yang mereka ciptakan.
"Dominasi PDIP dan Gerindra cukup kuat di DKI, yang menghawatirkan adalah Golkar. Saya kira Golkar perlu menerapkan politik yang lebih aktif agar diingat oleh masyarakat," tandasnya.
Survei digelar Forum Politik Indonesia dengan wawancara via telepon pada kurun waktu 1-15 Desember 2021, dengan total responden sebanyak 1.777 atau 0,025% dari jumlah mata pilih Provinsi DKI Jakarta, yang diacak secara proporsional merata di tiap dapil (multiple random sampling). Kriteria responden adalah 17 tahun atau sudah menikah dengan margin error 2,1% dengan tingkat kepercayaan 95%.