Sabtu,  23 November 2024

Pengembang Dinilai Tak Peduli

Ya Ampun, Perumahan BCM Ciksel Kebanjiran Hingga Sebetis

Budhie Uban
Ya Ampun, Perumahan BCM Ciksel Kebanjiran Hingga Sebetis
Jalan di Perumahan BCM Cikarang Selatan hingga sebetis orang dewasa

RADAR NONSTOP - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksikan curah hujan yang menunjukan bahwa sebagian wilayah Pulau Jawa akan diguyur hujan selama beberapa pekan terakhir.

Hal itu menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir dan juga longsor. Seperti di wilayah Kabupaten Bekasi dan sekitarnya.

Salah satu daerah yang terkena dampak hujan lebat adalah Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi. Hujan berintensitas tinggi mengguyur dan menggenangi jalan-jalan utama di Perumahan Bumi Cikarang Makmur (BCM) yang dibangun PT UBM selaku pengembang di Desa Sukadami, Kecamatan Cikarang Selatan, Senin (26/11).

“Kawasan perumahan adalah daerah yang paling parah terkena dampaknya. Kondisi banjir seperti diterjang tsunami kecil yang tumpah di jalan. Air merendam jalan utama setinggi betis orang dewasa, sehingga tampak seperti sungai," Ketua RT 012/014, Perumahan BCM, Sucipto.

Dikatakan, banjir tersebut merendam kendaraan yang melintas di jalan utama dan belakang perumahan serta lorong gang, yang berada di RW 014 blok D, juga terendam.

"Bahkan sejumlah tempat sampah dan lainnya bahkan terseret banjir," beber Sucipto.

Selain jalan utama dan blok D, lanjut dia, banjir merendam blok F dan lainnya dengan ketinggian air hingga sebetis orang dewasa. Ia menambahkan, banjir mengalir begitu cepat dan semua drainase Perumahan BCM meluap sehingga tidak sanggup menampung luapan air hujan.

“Hampir semua saluran drainase perumahan tidak mampu mengalirkan aliran air di permukaan sehingga terjadi banjir,” tuturnya.

Dia menyesalkan pihak pengembang perumahan seakan tidak peduli akan nasib para penghuninya.

"Itu terbukti dengan hasil evaluasi air yang mengalir dari perbatasan Kampung Ciantra, tidak adanya solokan atau kali kecil di pinggir perumahan BCM, seperti kali di blok F yang berbatasan langsung dengan perumahan BIP," bebernya.

Selokan buatan warga secara gotong royong pun kini sudah dangkal lantaran adanya tanah longsor dari atas tanah kampung Ciantra.

"Jika dievaluasi mundur, ini terjadi karena perencanaan pembangunan oleh pihak developer yang tidak membuatkan selokan tersebut," tandasnya.

Sucipto menegaskan, dirinya tidak menyalahkan kiriman air hujan dari blok lain atau pun kampung atas (Ciantra), akan tetapi lebih kepada persiapan pengembang yang dalsm hal ini adalah, fasilitas selokan perbatasan Perumahan dan Kampung atas.

Hal senada diungkapkan Rudi, salah satu warga perumahan BCM yang merasa kurang nyaman atas fasilitas yang diberikan pihak pengembang kepada dirinya.

"Jelas ini tidak nyaman. Sekarang sebetis orang dewasa, mungkin ke depannya sudah perut orang dewasa. Apalagi rencana adanya pembangunan unit lagi di area sawah yang selama ini jadi penampungan dan resapan air antara blok C dan D. Kalau itu terjadi, jelas sudah rumah saya akan banjir setiap hujan kecil atau pun besar. Bisa jadi ketinggian sebatas perut juga akan terjadi," kesal Rudi. (*)

BERITA TERKAIT :