Jumat,  26 April 2024

BI DKI: Akhir Tahun 2021, Inflasi di Jakarta Terkendali

SN
BI DKI: Akhir Tahun 2021, Inflasi di Jakarta Terkendali

RN - Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Bank Indonesia(BI) DKI Jakarta Onny Widjanarko mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) DKI Jakarta pada Desember 2021 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) tercatat mengalami inflasi sebesar 0,45% (mtm), lebih tinggi dari inflasi bulan lalu sebesar 0,40% (mtm). 

Menurutnya, peningkatan tekanan inflasi tersebut dipengaruhi oleh inflasi pada sebagian besar kelompok pengeluaran, terutama pada kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, serta kelompok Transportasi. 

"Secara tahunan, inflasi IHK DKI Jakarta pada Desember 2021 mencapai 1,53% (yoy), lebih rendah dari angka inflasi nasional (1,87%, yoy), serta lebih rendah dibandingkan inflasi DKI Jakarta tahun 2020 (1,59%, yoy)," ujar Onny di Jakarta, Selasa (4/1/2022).

BERITA TERKAIT :
Fabio Cannavaro Resmi Latih Klub Liga Italia Ini
Gaduh MK Selesai, Giliran Berebut Kursi Menteri Nih?

Onny menuturkan bahwa kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang utama inflasi pada bulan laporan. Kelompok tersebut, kata Onny, mengalami inflasi sebesar 1,57% (mtm) pada Desember 2021, meningkat dibandingkan inflasi pada bulan sebelumnya dengan kontribusi sebesar 0,34% (mtm) terhadap IHK. 

"Kenaikan harga komoditas minyak goreng masih menjadi faktor utama pendorong peningkatan inflasi pada kelompok ini, yang disebabkan oleh harga CPO dunia yang terus melonjak akibat penurunan produksi,"katanya.

Di samping itu, lanjut Onny, kenaikan harga telur ayam ras, cabai rawit, dan cabai merah juga menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok ini, yang disebabkan oleh berakhirnya musim panen beberapa komoditas pangan strategis, serta pasokan yang terbatas di tengah kenaikan permintaan masyarakat dan industri hotel, restoran, kafe (horeka). 

"Penurunan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) DKI Jakarta menjadi level 1 sejak awal Desember 2021 telah mendorong kenaikan aktivitas ekonomi masyarakat, sehingga berdampak pada peningkatan permintaan barang dan jasa,"ungkapnya.

Lebih lanjut Onny menyampaikan bahwa kelompok Transportasi memberikan kontribusi sebesar 0,05% (mtm) terhadap inflasi DKI Jakarta Desember 2021. Kelompok ini masih tercatat inflasi sebesar 0,44% (mtm), sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (0,47%, mtm). 

Menurutnya, tekanan inflasi tersebut didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat menjelang akhir tahun. 

Sementara itu, kata Onny, peningkatan harga baju kaos berkerah pria, baju setelan anak, dan sepatu wanita menjadi pemicu inflasi pada kelompok Pakaian dan Alas Kaki. 

"Kelompok tersebut tercatat inflasi sebesar 0,48% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,11% (mtm) dengan kontribusi sebesar 0,03% (mtm)," tegasnya.

"Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga juga turut menjadi penyumbang inflasi Desember 2021 dengan kontribusi sebesar 0,01% (mtm). Inflasi kelompok ini dipengaruhi oleh kenaikan harga stoples dan sabun detergen bubuk/cair," lanjutnya.

Di samping itu, Onny menyebutkan bahwa kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran juga mengalami peningkatan inflasi dan berkontribusi masing-masing sebesar 0,01% (mtm) pada Desember 2021.

"Inflasi DKI Jakarta yang masih terkendali tak terlepas dari hasil koordinasi dan langkah-langkah yang dilakukan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi DKI Jakarta,"ucapnya.

Selama Desember 2021, TPID Provinsi DKI Jakarta telah melakukan berbagai kegiatan antara lain: 

i) High Level Meeting (HLM) TPID dipimpin Gubernur DKI Jakarta untuk persiapan HBKN Nataru 2021, evaluasi roadmap TPID 2019-2021 dan arahan terkait roadmap TPID 2022-2024; 

ii) Kunjungan ke Pasar Induk Kramat Jati untuk monitoring perkembangan stok/pasokan dan harga bahan pangan strategis menjelang HBKN Nataru; 

iii) Mendorong Kerjasama Antar Daerah (KAD) oleh BUMD untuk menjaga supply dan demand komoditas pangan di DKI Jakarta; 

iv) Program Belanja Pangan Online dan pasar murah oleh BUMD Pangan; serta 

v) Pelaksanaan capacity building dan studi banding khususnya terkait 'Digitalisasi Urban Farming' dengan TPID berprestasi tahun 2021 di wilayah Jawa. 

"Ke depan, koordinasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Pemerintah Pusat melalui TPIP, TPID dan forum-forum strategis lainnya akan terus diperkuat dalam upaya mendukung pengendalian inflasi DKI Jakarta dan tercapainya sasaran inflasi nasional tahun 2022 sebesar 3,0 ± 1%," pungkas Onny.