RADAR NONSTOP - Ketum PSSI Edy Rahmayadi akhir-akhir ini selalu dihinggapi kritik dari publik sebagai imbas kegagalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2018.
Komentar dan sindiran negatif kepada pria yang juga menjabat sebagai gubernur Sumatera Utara itu bukan hanya ramai di media sosial, tapi juga di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), saat Timnas Indonesia melawan Filipina, Minggu (25/11) lalu.
Edy dianggap sudah tidak layak untuk memimpin PSSI. Fokusnya terbagi dengan tugas sebagai gubernur, sehingga kerjanya di sepakbola nasional menjadi berantakan. Yang paling mencolok adalah ketidakpastian perpanjangan kontrak Luis Milla Aspas.
BERITA TERKAIT :Kevin Diks Dilirik Klub Liga Utama Jerman
Ole Romeny Bela Skuad Garuda Maret 2025
Setelah gagal bernegosiasi, akhirnya PSSI menunjuk Bima Sakti Tukiman sebagai pelatih Timnas Indonesia. Keputusan itu mengundang pertanyaan, karena Bima minim pengalaman, serta waktunya terlalu mepet dengan pelaksanaan Piala AFF 2018.
Benar saja, buah dari perjudian PSSI berakhir pahit. Tim besutan Bima gagal bersaing di Grup B Piala AFF 2018. Dua kekalahan, sekali imbang dan sekali menang menjadi rapor merah yang ujungnya dikaitkan dengan kinerja Edy beserta jajarannya.
Keputusan buruk itu lalu diikuti dengan ucapan kontroversial Edy. Beberapa hari lalu, dia justru berujar tak perlu dalam menanggapi pertanyaan mengenai kegagalan Timnas Indonesia. "Wartawannya baik, Timnasnya baik," begitu kata Edy.
Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI, Gusti Randa, turut berkomentar mengenai sikap Edy. Dia tak ragu untuk mengoreksi pernyataan mantan Panglima Kostrad itu dalam menanggapi kritikan publik. "Harus ada koreksi, karena kritikan masyarakat bukan hoaks. Ini nyata, sikapi dong. Jangan santai saja. Harus disikapi," tandas Gusti.
Pernyataan kontroversial Edy bukan cuma memancing reaksi dari publik. Pemerintah juga sempat memberi respons karena merasa diseret dalam masalah keterpurukan Timnas Indonesia terkait minimnya bantuan dana.
“Pernyataan itu harus ditahan. Bantuan timnas kan tidak cuma uang, ada klub-klub yang pakai stadion pemerintah provinsi dan kabupaten. Itu kan bantuan pemerintah. Mungkin saat ditanya sedang banyak pikiran. Makanya jangan blunder terus," tuturnya.
Edy sendiri sudah meminta maaf kepada masyarakat Indonesia atas gagalnya Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Ia mengakui bahwa masyarakat pecinta sepakbola Tanah Air sangat berhasrat Tim Garuda berprestasi di Piala AFF 2018.