RN - Warga memilih Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta bukan memilih Yani Wahyu Purwoko sebagai Walikota Jakarta Barat. Tentu keinginan warga dalam memilih Anies berharap pelayanan terhadap kesejahteran atau pun publik lebih baik lagi.
Dengan catatan-catatan persoalan yang terjadi saat ini di Jakarta Barat tentu menjadi preseden buruk terkait pelayanan terhadap warga. Sehingga bakal menjadi bahan bullyan bagi kaum nyinyir terhadap kinerja Anies Baswedan.
Dimana Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sosok yang quick respon berbanding terbalik dengan Walikota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko dinilai slow respon.
BERITA TERKAIT :Wilayah Kang Uus Dilirik Kemen LHK, Kembangan Selatan Jakbar Jadi Titik Penilaian Adipura 2024
Gelar Rapat Koordinasi Dengan KPK, Kang Uus Ingin Pemkot Jakbar Bersih
"Ini jelas mencoreng muka Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta. Kinerja anak buahnya yang slow respon dalam hal ini Walikota Jakarta Barat. Sementara gubernurnya quick respon," ucap pengamat kebijakan publik Tamil Selvan, Jumat (13/1/2022).
Komunikolog ini juga menegaskan, giat Anies dalam mewujudkan maju kotanya sejahtera warganya akan menjadi isapan jempol belaka. Karena ulah walikota yang slow respon.
"Tentu apa yang menjadi harapan Gubernur Anies dalam mewujudkan programnya bakal dicap pepesan kosong. Kalau memiliki anak buah yang slow respon seperti Walikota Jakarta Barat Yani Wahyu Purwoko. Inilah yang secepatnya segera lakukan evaluasi. Jangan pertahankan anak buah yang slow respon," pungkasnya.
Tamil menambahkan, evaluasi harus segera dilakukan, jangan sampai Anies dalam meningkatkan malah terpuruk, karena pucuk pimpinan wilayah yang dipilih, kinerja membleh.
"Ini akan menjadi barometer, dalam peningkatan pelayanan di Jakarta Gubernur tentu tidak bisa kerja sendiri. Makanya kenapa Anies tunjuk Walikota untuk membantu penataan baik pelayanan maupun infrakstruktur. Kalau anak buahnya kinerja membleh, peningkatan penataan ibukota tidak akan terjadi," tandasnya