Jumat,  22 November 2024

Sinergitas Disaster Medical Teams (DMTs) Dalam Pengelolaan Krisis Kesehatan

BCR
Sinergitas Disaster Medical Teams (DMTs) Dalam Pengelolaan Krisis Kesehatan

RN- Mengawali tahun 2022, Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia kembali mengundang Disaster Medical Teams (DMTs) dari seluruh Indonesia.

Dalam kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dari tgl 12-14 Januari 2022, bertempat di Kranggan, Bekasi. Pusat Krisis Kesehatan menghadirkan 20 lembaga DMTs yang selalu terlibat aktif dalam operasi respons bencana.

Kegiatan kali ini adalah tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya pada bulan Desember 2021 di Sentul, Bogor.

BERITA TERKAIT :
Rakyat Menderita Saat Corona, Koruptor Malah Beli Pabrik Air Minum Di Bogor
Ada Ribuan Kasus Perundungan Di Kampus Kedokteran, Dari 1.000 Sekitar 30 Persen Terbukti Bully

Dalam waktu yang singkat para perwakilan DMTs melakukan focuss group discussion (FGD) melalui 5 kelompok kerja.

Masing-masing kelompok kerja membahas topik yang berbeda sesuai kompetensi dan kapabilitas masing-masing lembaga.

Kelompok kerja 1  dengan anggota: Emergency Medical Team Ikatan Dokter Indonesia (EMT IDI), Muhamadiyah Disaster Management Center (MDMC), Yayasan Ambulans Gawat Darurat (AGD 118), Yayasan Satria Airlangga, Indonesia Wound Care Clinician Association (InWCCA) dan International Committe of Red Cross (ICRC) membahas dan berdiskusi mengenai Standard Operational Procedure (SOP) dan Training untuk tim DMTs. 

Kelompok kerja 2 dengan anggota: Perhimpunan Dokter Spesialis Ahli Bedah Indonesia (PABI), Medical Emergency Rescue Committe (MER-C), Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LPBI NU), Aksi Cepat Tanggap dan (ACT) membahas dan berdiskusi mengenai table top exercise (TTX) dan simulasi bencana kesehatan.

Kelompok kerja 3 dengan anggota: Budha Tzu Chi Indonesia, Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana Pemuda Pancasila (BKPB PEMUDA PANCASILA),   Persekutuan Pelayanan Kristen Untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI), dan Yayasan Dokter Peduli Indonesia membahas dan berdiskusi mengenai seminar dan expo DMTs.

Kelompok kerja 4 dengan anggota: Medecins San Frontiers (MSF), Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) dan Persatuan Tenaga Bantuan Medis Mahasiswa Kedokteran Indonesia (PTBMMKI) membahas dan berdiskusi mengenai data dan informasi.

Kelompok kerja 5 dengan anggota: Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Palang Merah Indonesia (PMI), Yayasan Dompet Dhuafa Indonesia dan Bidang Kesehatan dan Sosial Kemanusiaan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) membahas dan berdiskusi mengenai preventif, promotif dan pemberdayaan masyarakat.

Di akhir pertemuan semua kelompok kerja mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya masing-masing.

EMT IDI yang diwakili oleh Kepala Pusat Jejaring Relawan, Zulfahmi Ramli telah ikut serta membantu merumuskan standar operational procedure (SOP) yang akan digunakan oleh para DMTs seluruh Indonesia.

"Semoga dengan adanya standar ini, kita semua sebagai komponen relawan dalam menangani krisis kesehatan atau melakukan operasi respons bencana, bisa lebih terarah dan bisa saling bekerjasama satu dengan lainnya di lapangan." Demikian keterangan Fahmi ketika dihubungi seusai kegiatan.

Kegiatan ini dibuka dan ditutup oleh Dr. dr. Eka Jusup Singka, M.Sc., Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan. 

"Kami dari Pusat Krisis Kesehatan berterima kasih banyak kepada kawan-kawan perwakilan DMTs se-Indonesia yang sudah mau bekerjasama dalam kegiatan ini. Kita akan segera tindak lanjuti hasil diskusi ini dalam bentuk TTX dan simulasi di Bali pada pertengahan Februari 2022." ujar Dr. Eka ketika memberikan apresiasi kepada para peserta.